Harga Minyak Kembali Alami Penurunan

Bisnis.com,08 Agt 2013, 04:09 WIB
Penulis: Martin Sihombing

Bisnis.com, NEW YORK -  Harga minyak mengikuti pasar saham AS berakhir lebih rendah pada Rabu atau Kamis pagi WIB (8/8/2013), penurunan keempat sesi berturut-turut sejak laporan pekerjaan AS mengecewakan pada Jumat pekan lalu.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 93 sen menjadi ditutup pada US$104,37  per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX).

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September, turun 74 sen menjadi menetap pada US$107,44  per barel di perdagangan London.

Kontrak minyak AS telah jatuh US$3,52  per barel, atau 3,3%, sejak 1 Agustus. Indeks-indeks saham utama AS juga telah turun dalam tiga sesi terakhir sejak laporan pekerjaan bulanan AS Jumat lalu, yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja pada Juli lebih lemah dari perkiraan.

"Pelemahan dalam Dow dapat memiliki beberapa pengaruh," kata James Williams dari WTRG Economics.

Kyle Cooper, managing partner di IAF Advisors di Houston, baru-baru ini mengatakan penurunan itu masuk akal, menyebut minyak "agak mahal" di atas US$105  per barel berkat fundamental pasokan dan angka permintaan.

Laporan mingguan persediaan minyak AS pada Rabu menunjukkan penurunan 1,3 juta barel, sejalan dengan ekspektasi analis.

Stok bensin AS yang telah diperkirakan turun 400.000 barel namun malah meningkat 100.000 barel. Persediaan bahan bakar distilasi yang telah diproyeksikan menyusut 200.000 barel, tetapi bertambah 500.000 barel.

Analis Carl Larry dari Oil Outlooks and Opinions mengatakan data menunjukkan kebutuhkan untuk produksi bensin lebih rendah, terutama karena pasar tampak menghadapi penurunan ketika permintaan bensin lebih moderat. Hal ini mendorong harga minyak mentah lebih rendah, katanya.

"Pada titik tertentu, kita mungkin harus memotong perjalanan ini (bensin) kembali sedikit," kata Larry. "Saya pikir itu yang mempertahankan sedikit tekanan di pasar."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini