Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga terjadi pada sebagian mata uang Asia Pasific.
Pengamat valuta asing (valuta asing) Universitas Brawijaya Rahmat Wibisono mengatakan pelemahan rupiah masih sangat terbuka sekali untuk mencapai angka Rp11.000 per dolar AS.
Menurutnya, pelemahan nilai tukar saat ini tidak hanya pada rupiah tapi juga tpada sebagian besar mata uang Asia Pasifik terhadap dolar AS.
Penyebabnya terbuka antara lain melemahnya rupiah terjadi pada waktu Indonesia mengalami inflasi. Rahmat menyebutkan pembaikan rupiah memang sempat terjadi, tapi itu bukan disebabkan oleh pemerintah, karena emerging market mengalami hal yang sama.
“Mungkin bila kondisi sebelumnya Bank Indonesia tak melakukan intervensi, maka sangat terbuka rupiah bisa di atas Rp11.000 per dolar AS,” jelasnya, Selasa (20/8/2013).
Dia menjelaskan kondisi pelemahan rupiah bisa saja terjadi sampai 1 bulan hingga 2 bulan kedepan dan keadaan tersebut hanya berdampak temporary.
Dampak terhadap bank, kata Rahmat, hanya pada bank-bank yang eksporsur ke luar negeri. “Tapi pada eksposur perbankan sendiri akan mengalami peningkatan suku bunga.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel