Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia meminta pelaku usaha untuk bersiap-siap menghadapi tekanan terhadap nilai tukar rupiah menjelang pelaksanaan pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat yang diprediksi bulan depan.
Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia, mengatakan the Fed atau bank sentral Amerika Serikat sudah memberikan sinyal bahwa pengurangan (tapering off) stimulus moneter sudah semakin dekat.
“Kami sudah membaca notulen dari FOMC [Federal Open Market Committee] dan di situ kelihatan bahwa komite akan melaksanakan tapering off,” ujarnya, Jumat (23/8/2013).
Menurutnya, sinyal yang sama juga telah ditangkap oleh pelaku pasar yang tercermin pada penguatan nilai dolar AS yang kemudian memperlemah mata uang negara berkembang.
“Oleh karena itu kita mesti siap-siap. Kami harus memberikan indikasi kepada industri supaya hati-hati kalau ada terkait dengan nilai tukar,” ujarnya.
The Fed akan mengurangi pembelian surat utang negara (SUN) yang sudah dilakukan sejak 2009 yang merupakan kebijakan quantitative easing. Spekulasi yang berkembang pengurangan stimulus moneter ini akan dimulai pada September atau Desember mendatang.
Seusai penerbitan risalah pertemuan FOMC pada pekan lalu, sinyal tapering off akan dimulai pada September semakin menguat. Meski demikian, spekulasi kembali mencuat setelah pada akhir pekan lalu data Juli menujukan penjualan rumah di AS turun 13%, terendah dalam 3 tahun terakhir.
Agus mengingatkan agar pihak swasta lebih hati-hati dalam mengelola utang luar negeri, karena sebagian tidak dilindung nilai.
“Kami terus sosialisasikan kepada dunia usaha dan perbankan untuk hati-hati kelola utang luar negeri. Kalau diambil dalam bentuk valas, ada mismatch, ada risiko. currency risk, risiko interest rate, risiko mismatch tenor,” ujarnya.
Berdasarkan data BI, utang luar negeri Indonesia mencapai US$250 miliar yang terdiri US$133 miliar utang pemerintah dan sisanya utang swasta. Rasio pembayaran utang atau debt service ratio dari utang swasta meningkat dari 30% menjadi 41%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel