Jerman Kucurkan Subsidi US$800.000 untuk Program Biogas

Bisnis.com,26 Agt 2013, 19:27 WIB
Penulis: Lili Sunardi

Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Lingkungan Hidup Jerman menggelontorkan US$800.000 untuk subsidi pengembangan biogas melalui program Finance for Access to Clean Energy Technologies (FACET) yang diselenggarakan United Nation Environment Programme atau UNEP.

Mert Dedebas, Frankfurt School-UNEP collaborating center for climate and sustainable energy finance, mengatakan pihaknya akan menyalurkan US$800.000 dalam dua tahap, masing-masing US$400.000. Bantuan subsidi itu diberikan melalui keringanan marjin pinjaman di Bank Syariah Mandiri.

“Perjanjian dengan Bank Syariah Mandiri, kami akan menggelontorkan US$800.000. Saat ini kami sudah mentransfer US$400.000 ke bank itu, dan sisanya akan kami berikan pada tahap kedua nanti,” ujarnya, Senin (26/8).

Dedabas mengungkapkan bantuan subsidi itu akan membuat pengembang biogas mendapatkan keringanan marjin pinjaman, menjadi hanya 9%. Biasanya, untuk pinjaman perorangan di Bank Syariah Mandiri akan dikenakan marjin 22%, dan pinjaman komunal dengan batas pinjaman minimal 20 juta akan dikenakan marjin 13%.

Menurutnya, dengan subsidi marjin pinjaman itu diharapkan akan tercapai pembangunan 10.000 proyek biogas dalam 3 tahun ke depan. Selain itu, dia juga berharap biogas yang dikembangkan proyek itu menghasilkan produk yang memiliki kualitas terbaik untuk digunakan.

Robert De Groot, Manajer Program Biogas Rumah, mengatakan dibutuhkan setidaknya Rp4 juta hingga Rp6 juta untuk membangun reaktor biogas dengan kapasitas tangki penampung 4-6 meter kubik.

“Dengan 1 meter kubik kotoran ternak, itu bisa menghasilkan gas sebanyak 250 liter setara BBM [bahan bakar minyak]. Dengan investasi Rp4 juta, mereka bisa mendapatkan gas 1.000 liter setara BBM yang dapat digunakan untuk memasak selama 4 jam,” ungkapnya.

Meski begitu, Robert menyayangkan kurang berminat dalam mengembangkan biogas di lingkungannya. Untuk itu, diperlukan sosialisasi yang lebih luas terkait pengembangan biogas terhadap para peternak di dalam negeri.

Pemerintah, lanjut Robert, terkadang memang memiliki pendapat berbeda dalam pengembangan biogas. “Pemerintah inginnya dilakukan secara masal dan memberikan subsidi tinggi, tetapi tidak memperhatikan kelanjutannya. Sedangkan kami ingin mengembangkan ini secara terus menerus, dengan membangun rasa memiliki yang tinggi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bambang Supriyanto
Terkini