Obligasi Daerah: Berkaca lah Pada Kasus Detroit

Bisnis.com,28 Agt 2013, 12:30 WIB
Penulis: Maftuh Ihsan

Bisnis.com, JAKARTA--Kebangkrutan Detroit memunculkan kekhawatiran besarnya risiko penerbitan municipal bond atau surat utang daerah.

Bagaimana peluang sejumlah provinsi di Tanah Air untuk menjadi pionir emisi obligasi tersebut?

Siapa sangka, Detroit, sebuah kota yang dikenal sebagai basis industri otomotif di negara bagian Michigan, Amerika Serikat, pada akhirnya harus mengajukan permohonan pailit pada pertengahan Juli lalu akibat besarnya utang yang diperkirakan mencapai US$18 miliar atau sekitar Rp180 triliun.

Beban utang yang terlampau besar serta manajemen pemerintahan yang diduga korup semakin menambah derita kota tersebut. Kejadian ini menjadi catatan kelam dalam sejarah pasar municipal bond di AS yang memberikan beragam efek bagi investor.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (8/8), Saginaw County yang juga berada di negara bagian Michigan menunda penerbitan surat utang dana pensiun senilai US$60,55 juta yang mencerminkan salah satu dampak dari bangkrutnya Detroit bagi pasar municipal bonds.

Lalu, bagaimana pengaruh kejadian ini terhadap rencana penerbitan obligasi daerah di Tanah Air yang wacananya telah beredar sejak beberapa tahun lalu?

Apakah penerbitan obligasi daerah merupakan opsi yang baik bagi pemerintah provinsi untuk mencari dana pembiayaan pembangunan infrastruktur?

Seperti diketahui, beberapa provinsi sudah menyatakan niat untuk menjadi pionir dalam penerbitan obligasi daerah seperti DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, dan Banten.

Namun, DKI Jakarta, provinsi yang dinilai paling siap menerbitkan obligasi daerah, justru menyatakan batal menerbitkan surat utang tersebut dengan alasan dana pemerintah daerah dinilai masih mencukupi untuk pembangunan infrastruktur.

Pergantian tampuk kekuasaan dari Fauzi Bowo kepada Joko Widodo sebagai gubernur DKI Jakarta terpilih saat ini telah mengubah arah kebijakan pemerintahan di daerah tersebut, khususnya dalam rencana penerbitan obligasi daerah.

Padahal, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga telah mengeluarkan rating bagi DKI Jakarta yakni idAA+ yang mencerminkan provinsi tersebut memiliki neraca keuangan yang baik. Selain bagi Jakarta, Pefindo juga telah memberikan rating AA- bagi Jawa Barat.

Adapun, daerah kaya sumber daya alam Kalimantan Timur tengah mewacanakan penerbitan obligasi daerah untuk pembiayaan sejumlah proyek besar di daerah tersebut salah satunya untuk membiayai pembangunan jalan tol.

PELAJARAN BERHARGA

Budi Susanto, Head of Debt Capital Market PT Danareksa Sekuritas, mengungkapkan kebangkrutan Detroit menjadi salah satu pelajaran berharga bagi provinsi di Tanah Air yang berencana menerbitkan obligasi daerah.

Namun, kegagalan ini Detorit tersebut diharapkan tidak menyurutkan niat pemerintah daerah untuk menerbitkan surat utang. Kejadian tersebut dapat dilihat dalam konteks untuk mendorong penguatan pondasi dasar guna mengurangi risiko default atau gagal bayar.

Budi mengungkapkan kekuatan anggaran pendapatan dan belanja daerah serta adanya pemeringkatan daerah merupakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan penerbitan obligasi daerah.

Peran lembaga pemeringkat efek dinilai penting karena rating suatu daerah memberikan gambaran bagi investor yang ingin membeli obligasi daerah, serta mendorong pemerintah untuk menjaga peringkat tersebut dengan menjaga kesehatan neraca keuangannya.

Selain itu, lanjutnya, dibutuhkan sebuah badan treasury function yang bertugas untuk mengelola arus kas daerah yang berkelanjutan dan transparan dengan pembukuan yang sesuai dengan ketentuan.

Kebutuhan treasury function ini dinilai penting mengingat saat ini kondisi perpolitikan nasional, yang cenderung populis, dapat menyebabkan rencana penerbitan obligasi menjadi senjata untuk menjatuhkan lawan politik saat pemilihan kepala daerah baru.

Obligasi sendiri sering kali diartikan negatif sebagai utang. Padahal, penerbitan obligasi merupakan sebuah instrumen positif yang dapat digunakan untuk meraup dana segar guna mengembangkan berbagai proyek infrastrukur di daerah yang selama ini menjadi permasalahan klasik yang tak pernah selesai.

Pembatalan penerbitan obligasi DKI Jakarta boleh jadi menjadi sebuah gambaran bagaimana pertukaran pemerintahan yang mengubah arah kebijakan dapat mengakibatkan banyak rencana pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan pada era pemerintahan sebelumnya tidak berjalan semestinya.

Perbedaan kubu politik yang saling sikut di dalam pemerintahan juga dapat menghambat rencana penerbitan obligasi. Pada akhirnya, program pembangunan jangka panjang pun terhenti di tengah jalan seiring bergantinya tampuk kekuasaan.

Oleh karena itu, tutur Budi, pemerintah daerah yang ingin menerbitkan obligasi diharapkan memiliki kesatuan visi antara pihak terkait yakni untuk melanjutkan pembangunan daerah bersama-sama.

Sebagai contoh, masih terkait bangkrutnya Detroit, Mayor Mike Bloomberg, pemimpin kota New York, menuturkan siapapun yang menjadi penerusnya menjadi pemimpin kota tersebut harus bersiap menghadapi permasalahan dana pensiun publik.

“Menghindari pilihan sulit bagaimana Detroit bangkrut,” katanya seperti dikutip The New York Post beberapa waktu lalu.

Pernyataan Bloomberg ini dapat ditafsirkan Detroit menjadi peringatan universal bagi politisi lemah yang hanya ingin mengejar kekuasaan tanpa memikirkan keberlanjutan pembangunan, sekaligus metafora bagi kota yang salah urus.

Berkaca pada pernyataan Bloomberg ini, pemerintah daerah diharapkan membenahi sistem internal serta menyatukan visi sehingga nantinya setiap pemimpin siap melanjutkan kewajiban pembayaran obligasi yang biasanya berjangka panjang.

Jadi, provinsi mana yang sudah siap menjadi pionir penerbitan obligasi daerah dengan segala kompleksitas permasalahan yang akan dihadapi?  (ra)

Kebangkrutan Detroit dalam Angka

Sumber: Bloomberg, MunicipalBonds.com

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini