Layakkah Semen Kupang Diakuisisi Semen Indonesia?

Bisnis.com,30 Agt 2013, 14:07 WIB
Penulis: Herdiyan

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) untuk mempercepat proses akuisisi kepemilikan saham PT Semen Kupang (Persero) untuk menyelamatkan produsen semen yang sedang rugi tersebut.

Meski telah sempat diutarakan awal tahun ini, Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali mengulangi instruksinya itu usai menggelar rapat pimpinan Kementerian BUMN di Gedung Surveyor Indonesia, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Meski pemerintah telah mendesak Semen Indonesia mengakuisisi satu-satunya produsen semen di Nusa Tenggara Timur itu, apakah kondisi Semen Kupang layak untuk diakuisisi atau justru memberatkan holding BUMN semen itu?

Semen Kupang berada dalam kondisi sangat memprihatinkan. Perusahaan tersebut tidak mampu beroperasi secara maksimal, karena masih terbebani utang dan kerugian yang cukup besar.

Semen Kupang mulai mengalami masalah pada tahun 2000-an hingga berhenti operasi sejak Maret 2008. Setelah itu, perseroan kembali beroperasi pada 2011 setelah melakukan kerja sama sistem operasi (KSO) dengan PT Sarana Agra Gemilang (SAG).

Sejak saat itu, Semen Kupang yang memperoleh suntikan Rp300 miliar dari pemerintah kembali mulai beraktivitas.

Suntikan dana tersebut sempat membuahkan hasil. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis dari Kementerian BUMN, pendapatan Semen Kupang tercatat Rp18,16 miliar pada 2012 atau melonjak drastis 475,9% dari realisasi 2011 yang tercatat hanya sebesar Rp3,15 miliar.

Namun, itu ternyata belum mampu mendongkrak kinerja laba/rugi Semen Kupang. Bahkan, sepanjang tahun lalu perusahaan tersebut masih menderita kerugian sebesar Rp10,26 miliar.

Menurut Dahlan, KSO dengan pihak swasta tidak terlalu berhasil baik, karena hanya menggarap pabrik semen Kupang II, sedangkan pabrik Kupang I tetap dibiarkan tidak beroperasi.

“Kami tidak menyalahkan mitra KSO yang sudah berkorban banyak membangkitkan perusahaan, tetapi kenyataannya kurang berhasil,” ujarnya.

Oleh karena itu, satu-satunya langkah untuk menyelamatkan Semen Kupang dari keterpurukan adalah Semen Indonesia harus cepat-cepat masuk dan menginjeksi dana untuk merevitalisasi pabrik semen tersebut.

Semen Indonesia memiliki kapasitas untuk masuk ke Semen Kupang dan memiliki pendanaan yang kuat. Selain itu, holding BUMN semen itu juga sudah berpengalaman luas, tidak hanya di dalam negeri, tetapi sedang gencar ekspansi ke Vietnam dan Myanmar.

Kepemilikan saham Semen Kupang terdiri dari pemerintah sebesar 61,48%, PT Bank Mandiri Tbk 35,39%, dan Pemerintah Daerah NTT 1,12%.

Dahlan menyebutkan pengambilalihan kepemilikan tidak hanya pada saham pemerintah di BUMN tersebut, tetapi juga saham yang saat ini dimiliki Bank Mandiri sebesar 35,39%.

Semen Kupang merupakan satu-satunya produsen semen di NTT. Selain memasok kebutuhan semen di wilayah itu, perseroan juga melakukan ekspor ke Timor Leste dan ke Darwin, Australia.

Dia mengemukakan mekanisme pengambilalihan kepemilikan tersebut akan diserahkan melalui pembicaraan antarpemangku kepentingan, terutama pemegang saham.

“Pengalihannya terserah, apa dalam bentuk hibah atau beli. Nanti bisa dibicarakan,” tegasnya.

Menurut Dahlan, skema pengambilalihan oleh Semen Indonesia ini dipilih karena pinjaman yang dimiliki Semen Kupang cukup besar saat ini. Kondisi tersebut membuat kondisi finansial perseroan terbebani.

Selain itu, industri semen milik pemerintah sebaiknya disatukan.

“Bila menyatu, saya optimistis industri semen dalam negeri akan semakin kuat. Disatukan lebih enak, karena tidak ada lagi sisi psikologis. Untuk ekspansi selama ini selalu saja ada hambatan seperti itu,” ungkapnya.

TIDAK LAYAK

Menurut sumber Bisnis di Semen Indonesia, pihaknya telah membentuk tim untuk mengkaji rencana pengambilalihan Semen Kupang itu. Setidaknya terdapat tiga opsi dalam rencana tersebut, seperti membayar utang, dan KSO.

Bahkan, hasil kajian tersebut telah diserahkan kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan pada Mei lalu.

“Setelah dikaji, semua opsi itu tidak feasible untuk dilakukan,” katanya kepada Bisnis saat dikonfirmasi.

Managing Partner dari PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe melihat Semen Indonesia memang berat untuk menjalankan instruksi dari Menteri BUMN itu karena dikhawatirkan malah akan mencederai kinerja perusahaan yang dinilai telah baik itu.

Menurutnya, instruksi Dahlan Iskan itu sebaiknya bersifat imbauan. Jika memaksa manajemen Semen Indonesia, maka dikhawatirkan malah membuat kinerja holding BUMN semen itu terganggu.

“Kasus ini sama halnya dengan Bank Mandiri dengan Bank Exim dan Bank Bumi Daya. Saat itu, Bank Mandiri sangat berat selama 5 tahun,” tuturnya.

Contoh lainnya adalah pengerjaan Trans Sumatra yang sebelumnya diminta kepada PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Namun, operator jalan tol pelat merah itu menolak sehingga akhirnya diserahkan kepada kontraktor pelat merah lainnya PT Hutama Karya (Persero).

Setelah upaya kajian telah dilakukan, apakah manajemen Semen Indonesia tetap akan menuruti kehendak pemerintah selaku pemegang saham di dua BUMN itu? Meski tidak layak, apakah tetap dipaksakan? Kita lihat saja nanti!  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini