Rupiah Melemah, Perusahaan di Kawasan Industri Pilih Bertahan

Bisnis.com,01 Sep 2013, 17:50 WIB
Penulis: Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan berbasis impor yang berada di kawasan industri diyakini masih bertahan di tengah pelemahan rupiah untuk menghindari pemutusan hubungan kerja besar-besaran.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) Sanny Iskandar mengatakan beberapa perusahaan tersebut memilih untuk bertahan karena situasi ekonomi yang mengguncang tidak hanya dirasakan di Indonesia.

“Penguatan dolar Amerika ini, imbasnya juga ke negara lain. Mungkin baru terasa dampaknya kurang lebih satu bulan, kami akan lihat dalam bulan-bulan ke depan ini, tapi perusahaan sedapat mungkin untuk bertahan,” katanya kepada Bisnis, Minggu (1/9/2013).

Dia mengatakan perusahaan-perusahaan di kawasan industri diperkirakan akan merevisi target penjualan sebagai antisipasi dari dampak pelemahan rupiah.

Sanny mengatakan, situasi saat ini yang dikhawatirkan adalah terkait risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai dampak rencana penaikan upah minimum provinsi (UMP) 2014.

Kebijakan tersebut rencananya diberlakukan pada tahun depan untuk industri padat karya, industri lain, dan usaha kecil menengah yang tidak diatur secara khusus atau hanya secara kesepakatan antara pengusaha dan karyawannya.

Dia mengungkapkan, pada awal tahun, sejumlah industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki juga sudah gulung tikar akibat terkena dampak upah minimum itu.

“Ada yang keluar dan tidak melakukan kegiatan industri lagi, termasuk perusahaan industri dari Korea, di Kawasan Berikat Nusantara,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini