Pelabuhan Cilamaya Mendesak Direalisasikan

Bisnis.com,08 Sep 2013, 16:14 WIB
Penulis: Yanto Rachmat Iskandar

Bisnis.com, BANDUNG—Pembangunan Pelabuhan Cilamaya di Karawang dinilai prioritas sebagai solusi untuk mengurangi kepadatan arus ekspor dan impor di Tanjung Priok.

Ketua Kadin Jabar   Agung Suryamal Sutisno menilai Cilamaya juga perlu segera direalisasikan guna mengakselerasi kinerja industri nasional yang akan menopang daya saing industri nasional menyambut Pasar Bebas Asean atau Asean Economic Community 2015.

Agung mengemukakan posisi Pelabuhan Cilamaya memiliki posisi strategis untuk melayani kebutuhan industri yang berada di kawasan timur Jakarta serta kawasan-kawasan industri yang berada di Jabar seperti Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta, dan Cirebon.

Kalau melihat pertumbuhannya, industri di kawasan Jakarta dan sekitarnya itu sudah jenuh dan macet. Kawasan-kawasan industri di Jakarta bagian timur dan Jabar yang terus berkembang hingga Cirebon membutuhkan pelayanan yang baik.

"Saat ini, 60%-70% arus barang ke Tanjung Priok itu berasal dari Jabar,” katanya, Minggu (8/9/2013).

Dia mengatakan keberadaan Cilamaya juga akan menjadi solusi untuk mengurangi beban jalan dan kemacetan di Ibu Kota.

Selain itu, akan mendongkrak produktivitas ekonomi nasional, efisiensi biaya logistik, meningkatkan partisipasi swasta di sektor kepelabuhanan.

Dia menjelaskan Undang-undang No. 17/2008 tentang Pelayaran, pada penjelasan umumnya memberikan ruang yang cukup bagi swasta dan pemerintah daerah untuk mengembangkan pelabuhan di kawasannya serta menghapus monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan.

Kadin Jabar mencatat arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok pada 2012 mencapai 6,445 juta TEUs, atau naik dibandingkan dengan arus peti kemas selama 2011 sebanyak 5,918 juta TEUs.

Pertumbuhan arus peti kemas di Tanjung Priok diperkirakan akan mencapai 1 juta TEUS per tahun. Sedangkan kapasitas terpasang Tanjung Priok hanya mencapai 6,45 juta TEUs.

Padahal, kata Agung, pengembangan infrastruktur jalan di kawasan Jabodetabek tidak mendukung penanganan arus peti kemas Tanjung Priok yang pada tahun 2025 nanti akan mencapai 20 juta TEUs. (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini