Vitalitas Seksual, Pria Usia 30 Tahun Waspadalah

Bisnis.com,13 Sep 2013, 19:01 WIB
Penulis: Rahmayulis Saleh

Bisnis.com, JAKARTA-- Kaum pria perlu waspada, terutama yang berhubungan dengan disfungsi ereksi. Sebab, hebat di lapangan belum tentu hebat di ranjang.

"Bagi kaum pria, vitalitas seksual menjadi sangat penting, karena menyangkut kualitas hidup, dan harga diri," kata dokter Nouval Shahab, spesialis urologi, yang juga bertanggung jawab dalam penanganan Ultimo Men's Clinic, di Jakarya, Jumat (13/9/2013).

Dia mengingatkan kepada laki-laki berusia 30 tahun sebaiknya waspada. Sebab, di usia ini terjadi penurunan hormon testosteron sekitar 1% per tahun. Saat ini, lanjutnya,  diketahui lebih dari 50% pria usia di atas 40 tahun menderita disfungsi ereksi (DE), dan semakin meningkat dengan bertambahnya usia. 

"Penyebabnya macam-macam. Terutama rokok dan minuman beralkohol," ungkap Nauval dalam diskusi yang membahas tentang pengobatan terkini DE.

Dia menjelaskan usia rentan bagi kaum Adam. Usia antara 40 dan 80 tahun ke atas, pria mengalami sindrom klinis yang mirip dengan menopause, yaitu  andropause. Tidak ada gejala klinis yang nyata pada masa transisi ini. 

"Andropause seperti pada menopause, ditandai dengan penurunan jumlah hormon. Perubahan tubuh terjadi secara bertahap dan disertai dengan perubahan sikap dan suasana hati. Cepat lelah, kehilangan vitalitas, penurunan gairah seks, dan penurunan aktivitas fisik," ungkapnya.

Dia menuturkan pengalamannya dalam bidang urologi selama lebih dari 15 tahun ini, diyakininya dapat membantu menangani masalah vitalitas seksual baik pada pria dan wanita. Juga menyelesaikan dan memberikan solusi bagi masyarakat yang mengalami masalah disfungsi ereksi. Bahkan mengembalikan fungsi ereksi pada pria.

"Di Men's Ultimo Clinic ini, pemeriksaan hormon pria dilakukan secara menyeluruh. Pengobatannya berupa kombinasi stem cell, male ultrasound treatment, dan injeksi testosteron. Kombinasai ini disebut The latest breaktrough in erectile dysfunction and aging male treatment," ujar Nauval.

Dia menyebutkan sebuah studi klinis yang menunjukkan terjadi penurunan hormon testosteron yang berkontribusi terhadap risiko kesehatan, seperti penyakit jantung dan berkurangnya kekuatan tulang. 

"Tidak seperti menopause, yang umumnya terjadi pada usia 40 sampai 50 tahun ke atas, masa transisi pada pria jauh lebih bertahap dan terjadi selama beberapa waktu," katanya. 

Agar terhindar dari masalah ini, lanjutnya, perilaku hidup sehat penting dijalankan. Penggunaan bahan kimia dalam makanan dan minuman berdampak pada penurunan kadas testosteron. 

Jika itu terjadi, ujarnya, akan menyebabkan beberapa gejala seperti kurang energi, kehilangan masa otot, meningkatnya lemak tubuh, kerontokan rambut, depresi, dan emosi tidak stabil. (ltc)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini