Produksi Minim, Impor Biji Kakao Harus Dikelola

Bisnis.com,19 Sep 2013, 05:15 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, JAKARTA—Pengelolaan impor harus dilakukan seiring dengan tingginya pertumbuhan kapasitas produksi industri yang tidak bisa diimbangi oleh peningkatan produksi biji kakao dalam negeri.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan kondisi saat ini pertumbuhan kapasitas produksi lebih cepat dibandingkan dengan panen biji kakao. Bahkan, pertumbuhan permintaan konsumen pasar dalam negeri bisa meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kelas menengah.

 “Melihat kondisi ini kita harus bisa mengelola impor. Contohnya bisa dengan menerapkan bea masuk kakao olahan sebesar 5% dan membebaskan bea masuk untuk bijinya,” kata Bayu kepada wartawan seusai Lokakarya Kakao 2013, Rabu (18/9/2013).

Dia menjelaskan saat ini Indonesia masih menerapkan bea masuk biji kakao sebesar 5% untuk melindungi daya saing produksi dalam negeri. Namun, kakao olahan justru dibebaskan dari bea masuk.

Jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi biji kakao dalam negeri, lanjutnya, langkah membalik kebijakan bea impor tersebut bisa menjadi solusi.

Hilirisasi industri yang telah berhasil dilakukan tidak mungkin mengurangi kapasitas produksinya akibat ketersediaan bahan baku yang terbatas.

“Seharusnya program revitalisasi tanaman kakao bisa diadakan kembali. Adanya berbagai masalah dalam program tersebut harus menjadi sinyal untuk disempurnakan kembali karena peningkatan produksi itu urgent,” ujarnya.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini