Jangan Lengah! Rupiah Masih Dalam Ancaman

Bisnis.com,19 Sep 2013, 10:57 WIB
Penulis: Donald Banjarnahor

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksi nilai tukar rupiah akan stabil dalam jangka pendek setelah The Fed membatalkan rencana pengurangan (tapering off) stimulus moneter.

Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) mengatakan penundaan tapering off oleh The Fed akan mengurangi tekanan terhadap rupiah seperti yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. “Kami harapkan rupiah akan stabil sementara ini,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (19/9/2013).

Meski demikian, Indonesia harus tetap waspada terhadap tekanan nilai tukar terutama akibat faktor internal, yakni melebarnya defisit transaksi berjalan serta tekanan inflasi.  “Kita jangan melupakan pekerjaan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan dan inflasi,” ujarnya.

Nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) menguat 214 poin menjadi Rp11.278/US$ setelah Gubernur The Fed Ben Bernanke mengumumkan penundaan tapering off, isu global utama yang memberikan persepsi negatif terhadap nilai tukar negara berkembang dalam beberapa pekan terakhir.

“Keputusan The Fed ini hanya menunda. Mereka tetap menarik stimulus dalam beberapa bulan ke depan. Jadi kita tetap tidak boleh lengah".  

Adapun faktor internal yang memberikan kontribusi terhadap pelemahan rupiah adalah melebarnya defisit transaksi berjalan hingga menyentuh 4,4% dari Produk Domestik Bruto pada triwulan II lalu. Faktor lain adalah inflasi yang secara tahunan menyentuh 8,79% pada akhir Agustus lalu, setelah penaikan harga BBM bersubsidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini