Perawatan Orang Tua, Pilih Titipkan di Panti Jompo atau Merawat Sendiri?

Bisnis.com,23 Sep 2013, 19:07 WIB
Penulis: Deliana Pradhita Sari

Bisnis.com, JAKARTA - Merawat orang tua sendiri dipandang lebih aman dan menyenangkan ketimbang memasrahkan kepada orang lain.

Begitulah Fajar Irawan berkomentar mengenai perannya dalam merawat orang tua dari sakit hingga meninggal dunia. Tak terbesit dalam benak Fajar maupun keempat saudaranya untuk menitipkan ayah tercinta kepada panti jompo atau tempat penitipan lainnya.

Mereka berkoordinasi dan tetap berkomunikasi untuk bergantian mengurus orang tua, melihat domisili mereka sama-sama di Jakarta.

“Saya tak menyangkal jika merawat orang tua itu merepotkan, tetapi sebagai anak ya saya ikhlas, karena itulah yang terbaik daripada dihandle oleh orang lain,” ujarnya.

Lelaki berusia 42 tahun itu mengaku pernah menyewa suster pribadi yang tinggal dirumahnya untuk merawat sang ayah yang memiliki penyakit diabetes basah selama 7 tahun dengan 3,5 tahun hanya bisa berbaring di tempat tidur. Namun suster hanya bertahan selama kurang lebih 3 bulan.

“Suster terkadang gak bersih dalam mengurusi Bapak, membilas kulit Bapak setelah mandi juga kurang bersih, ngebersihin luka juga kurang maksimal, bagaimanapun treat dari anak sendiri yang ada ikatan keluarga dianggap lebih nyaman daripada orang lain,” katanya.

Dia juga menambahkan jika merawat orang tua tak hanya fisik nya saja tetapi kondisi psikologis juga harus dirawat, bagaimana cara menghadapi orang tua ketika sedang marah, ngambek atau sedang tak mau bicara.

Sisi Keamanan

Menurut Mira D. Amir, psikolog Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI), budaya merawat orang tua sangatlah kental.

Negara Hong Kong, China, dan Jepang memperlakukan orang tua layaknya bayi. Kereta dorong untuk orang tua disediakan di taman hiburan, tempat makan dan mall sebanyak kereta bayi.

Menghormati dan merawat orang tua juga menjadi kewajiban yang dilakukan oleh anak sebagaimana orang tua dulu merawat anak.

“Namun disisi lain penitikberatan pada safety harus juga diutamakan, mengingat anak hidup di pusat kota dengan aktifitas seabrek, tidak buruk juga untuk menitipkan orang tua di panti jompo”, katanya ketika dihubungi Bisnis.

Menitipkan orang tua di panti jompo bukanlah kesalahan. Daripada orang tua di rumah sendirian dan susah untuk mencari suster yang tepat, dikhawatirkan orang tua akan melakukan hal yang akan membahayakan diri mereka sendiri. Semacam lupa mematikan kompor, lupa mematikan keran air dan sebagainya.

Selain itu, di usia senja orang tua sangat butuh kawan. Apalagi mereka yang dulunya seorang pekerja dan sering menjalin komunikasi dengan banyak orang. Mereka akan sangat kesepian jika dirumah hanya disuguhi dengan tontonan di tv atau pekerjaan pasif lainnya.

Daya ingat orang tua biasanya hanya pandai mengingat kejadian masa lampau. Jadi, mereka butuh rekan sebaya untuk mengobrol agar memiliki bahan omongan yang setimpal.

Untuk orang tua yang menderita sakit, panti jompo biasanya juga memiliki tenaga medis untuk menjaga, merawat dan menyembuhkan.

“Yang orang takutkan untuk menitipkan orang tua di panti jompo adalah suara-suara sumbang dari tetangga yang terkesan anak menelantarkan orang tua," ujarnya.

Dia menyarankan untuk menepis anggapan tetangga dengan cara rajin mampir dan menjenguk orang tua sesibuk apa pun anak bekerja setiap weekend bawakan makanan kesukaan atau dijemput dibawa ke rumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bambang Supriyanto
Terkini