Penerimaan Cukai Capai Rp110,6 Triliun, Tembakau Masih Terbesar

Bisnis.com,26 Sep 2013, 20:21 WIB
Penulis: Ringkang Gumiwang

Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah meraup penerimaan pajak sebesar Rp110,60 triliun per 23 September 2013, naik 5,84% dari periode yang sama tahun lalu Rp104,49 triliun.
 
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Kas Negara, penerimaan bea cukai sudah terealisasi 72,22% dari target APBNP-Perubahan 2013 sebesar Rp153,15 triliun.

Adapun, penerimaan cukai tercatat naik 15,03% menjadi Rp78,59 triliun dari posisi yang sama tahun lalu Rp68,32 triliun.
 
Susiwijono Moegiarso, Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, mengatakan penerimaan cukai menjadi penyumbang terbesar terhadap total penerimaan bea dan cukai, yakni 71,05%.
 
“Kenaikan cukai didorong dari kenaikan volume produksi hasil tembakau. Apalagi ada ekspansi usaha dari pengusaha rokok besar seperti PT HM Sampoerna, atau PT Wismilak Tbk. Kami perkirakan volume produksi akan mencapai 340 miliar batang,” ujarnya, Kamis (26/9).
 
Dari total realisasi cukai tersebut, lanjutnya, cukai hasil tembakau (HT) menyumbang sekitar 96%, cukai minuman mengandung etil alkohol (MMEA) sebesar 3,81%, dan cukai etil alkohol (EA) sebesar 0,13%.
 
Dia menilai melesatnya penerimaan cukai HT terdongrak dari kenaikan tarif cukai HT dengan rata-rata kenaikan 8,5% yang mulai berlaku 25 Desember 2012.

Selain itu, penerimaan cukai HT juga didorong dari pelunasan cukai HT yang dibayar pada Februari 2013 yang lalu.
 
Upaya internal yang dilakukan Ditjen Bea dan Cukai lainnya, yakni operasi pengawasan dan penindakan terhadap barang kena cukai (BKC) ilegal dan pelanggaran hukum lainnya. Kedua, penerapan sistem aplikasi cukai secara sentralisasi, dan ketiga, audit terhadap para pengusaha BKC.
 
Seiring dengan meningkatnya volume impor dan dutiable-import, penerimaan dari bea masuk tercatat naik 8,47%, menjadi Rp21,75 triliun, dari Rp20,05 triliun. Menurutnya, target penerimaan bea masuk hingga akhir tahun optimistis tercapai.
 
Berbanding terbalik dengan kinerja bea keluar, Susiwijono menuturkan bea keluar justru terperosok 36,37% menjadi Rp10,25 triliun, dari 16,11 triliun akibat melemahnya permintaan dan harga barang ekspor.
 
Melihat kecenderungan perkembangan harga internasional terutama barang-barang komoditas seperti minyak sawit dan batu bara, Ditjen Bea dan Cukai memperkirakan target penerimaan bea keluar APBNP 2013 sulit tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bambang Supriyanto
Terkini