Pertumbuhan AS Kuartal IV Berpeluang Terkoreksi 1,4%

Bisnis.com,27 Sep 2013, 18:43 WIB
Penulis: Wike Dita Herlinda

WASHINGTON—Para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2013 Amerika Serikat akan terkoreksi sebesar 1,4%, jika shutdown pemerintah sampai terjadi akibat keterlambatan penetapan batasan utang yang baru.

Mark Zandi dari Moody’s Analytics Inc. memperkirakan jika shutdown terjadi selama 3 hingga 4 pekan, pertumbuhan akan terpangkas 1,4%. Jika shutdown tidak terjadi, pertumbuhan kuartal keempat AS diprediksi mencapai 3%.

Sementara itu, Macroeconomic Advisers LLC yang berbasis di St. Louis memproyeksi jika shutdown terjadi selama 2 pekan sejak 1 Oktober, pertumbuhan akan terpangkas hingga 0,3% dari level rata-rata per tahun 2,3%.

Berhentinya aktivitas pemerintah akan melambatkan pertumbuhan karena produksi akan merosot saat para pekerja cuti, sehingga mengurangi kapasitas produk domestik bruto (PDB).

Risiko gabungan dari posisi anggaran antara Gedung Putih dan Kongres serta perdebatan pagu utang memiliki dampak besar bagi perekonomian karena sektor bisnis akan menahan investasi mereka dan rumah tangga akan mengurangi belanja.

“Yang terjadi saat ini adalah gejolak ekonomi dan politik yang sangat besar,” ujar Bernard Baumohl, Kepala Ekonomi Global di Economic Outlook Group LLC yang berbasis di Princeton, New Jersey, Jumat (27/9/2013) seperti dikutip Bloomberg.

Menurutnya, semua orang saat ini sedang berhadapan dengan ketidakpastian yang memengaruhi psikologis konsumen dan pelaku bisnis, karena mereka akan menunda belanja hingga mereka mendapat kejelasan tentang apa yang terjadi di Washington.

DPR AS, yang didominasi kaum Republikan, telah meloloskan beleid yang akan melucuti pendanaan bagi program fasilitas kesehatan Obamacare, sehingga biaya operasional pemerintah masih dapat terpenuhi setelah tahun fiskal berakhir pada 30 September.

Di lain pihak, Dewan Senat, yang didominasi kaum Demokrat, akan mengadakan pemungutan suara untuk menggagalkan beleid tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini