Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menyatakan deflasi bulanan 0,35% selama September 2013 di luar ekspetasi dan mencerminkan tekanan inflasi yang sejak penaikan harga bahan bakar minyak terus mereda.
Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, mengatakan bank sentral sebelumnya memproyeksi deflasi selama September hanya 0,28% berdasarkan survei pemantauan harga.
“Deflasi September lebih besar dari perkiraan Survei Pemantauan Harga (SPH) BI, dan jauh lebih rendah dari perkiraan inflasi oleh banyak analis,” ujarnya Selasa (1/10/2013).
Menurutnya, pasokan yang melimpah karena panen beberapa komoditas hortikultura, terutama bawang merah dan cabai, menyebabkan koreksi harga pangan tercatat cukup dalam. Selain itu, mulai turunnya harga daging sapi juga mendorong deflasi lebih lanjut sehingga kelompok volatile food mencatat deflasi 3,38% (mtm).
Meredanya tekanan inflasi bulanan juga terjadi pada kelompok inti dan administered prices, masing-masing mencapai 0,57% (mtm) dan 0,34% (mtm), seiring meredanya dampak kenaikan harga BBM dan koreksi harga paska Lebaran.
“Terkendalinya harga-harga tersebut sejalan dengan perkiraan BI bahwa inflasi akan sangat rendah dan kembali ke pola normal mulai September dan seterusnya,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel