Produksi Padi: Jabar Targetkan 12,5 Juta Ton

Bisnis.com,09 Okt 2013, 14:09 WIB
Penulis: Adi Ginanjar Maulana

Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) Jawa Barat menargetkan produksi padi akan mencapai 12,5 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2014.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Diperta Jabar Uneef Primadi mengatakan untuk memenuhi target ini pihaknya menggenjot percepatan tanaman padi dengan pola tanam 2-3 kali dalam setahun.

“Pada tahun ini berdasarkan angka ramalan 2013, BPS menyebutkan produksi padi bisa mencapai 11,89 juta ton GKG atau meningkat 5,5% dibanding dengan produksi 2012 yang hanya 11,27 juta ton GKG,” katanya kepada Bisnis, Rabu (9/10/2013).

Menurutnya, konsumsi beras setahun di Jabar sebanyak 94,33 kg per kapita, sehingga produksi padi meningkat dengan surplus sekitar 3 juta ton.

Peningkatan produksi padi difokuskan pada penerapan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT), penggunaan benih unggul bersertifikat, pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah, serta pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.

Selain itu, ujarnya, sejak 2010 pihaknya telah mengembangkan varietas padi unggulan antara lain inpari 14 (pakuan), inpari 15 (parahyangan), dan inpari 16 (pasundan). “Varietas padi unggulan ini memiliki produktivitas tinggi, rasanya pulen, dan lebih tahan hama,” jelasnya.

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro meminta Jabar untuk melakukan pengamanan produksi padi antara lain dengan peningkatan penanganan panen dan pascapanen, sehingga potensi kehilangan hasil dapat ditekan, dan target surplus padi 2014 bisa tercapai.

Berdasarkan data, ungkapnya, dalam 5 tahun terakhir pertanaman padi di Indonesia rerata 60,77% dilakukan pada awal musim penghujan dari Oktober. Sedangkan untuk Jabar pertanaman padi musim penghujan mencapai 57,36% dari total tanam dalam setahun.

Pada 2014, ditetapkan sasaran produksi padi nasional sebesar 76,568 juta ton GKG, dan Jabar berkomitmen untuk menyumbang 16,33% atau 12,5 juta ton GKG terhadap produksi nasional.

“Cukup berat untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan secara nasional tersebut, mengingat banyak kendala dan tantangan yang memerlukan dukungan dari seluruh stakeholder.”

Dari sisi dukungan infrakstruktur jaringan irigasi diketahui 52% dalam kondisi rusak, konversi lahan sawah terus berlangsung, dampak perubahan iklim yang mengakibatkan banjir dan kekeringan, serta risiko serangan hama.

Meski demikian, pihaknya optimistis target nasional dapat tercapai dengan beberapa peluang seperti masih terbuka perluasan areal tanam dengan memafaatkan lahan hasil pencetakan sawah baru,

“Kami minta pemerintah di daerah segera menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan melalui perda, menindaklanjuti UU No.41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.”

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengemukakan untuk mengantisipasi tingkat kehilangan hasil padi saat panen dan perontokan, pihaknya telah menyelurkan perontok padi mekanis di Kecamatan Ciparay dan Kecamatan Kutawaringin.

Menurutnya, alat tersebut bisa digunakan di atas hamparan yang cukup luas untuk membantu petani yang memanen.

Kabupaten Bandung tahun ini menargetkan produksi padi  sebesar 517.939 ton GKG, dengan asumsi produksi padi 6 ton/ha, diprediksi realisasinya bisa mencapai 585.552 ton GKG.(Wandrik Panca Adiguna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini