Militan Libya Bebaskan Puluhan Sopir asal Mesir

Bisnis.com,21 Okt 2013, 02:55 WIB
Penulis: Fatkhul-nonaktif

Bisnis.com, BENGHAZI - Puluhan supir truk Mesir dibebaskan Minggu setelah diculik oleh kelompok bersenjata Libya yang menuntut pembebasan orang-orang Libya yang ditahan di Mesir, kata satu sumber keamanan.

"Para supir yang ditahan oleh orang-orang bersenjata di Ajdabiya (di Libya timur) telah dibebaskan oleh penculik mereka," kata sumber itu kepada AFP seperti dikutip Antara. Menurut sumber itu, supir-supir tersebut bisa kembali lagi ke Mesir.

Orang-orang bersenjata mulai menculik supir Mesir pada Kamis dan sejak itu lebih dari 80 supir ditangkap. Utusan Mesir untuk Tripoli, Mohamed Abu Bakr, mengkonfirmasi pembebasan supir-supir itu namun mengatakan, mereka "ditahan", bukan "diculik", dan mereka semua diperlakukan dengan baik.

"Mereka bisa pergi," beberapa kembali ke Mesir, sementara yang lain melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan di dalam wilayah Libya, kata utusan itu.

Sabtu, Mesir menyatakan melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang Libya untuk membebaskan lebih dari 20 supir Mesir, setelah sebuah harian Kairo melaporkan 50 orang diculik.

Harian independen Mesir Al-Masry Al-Youm mengutip pemimpin milisi Libya Ahmed al-Libi yang mengatakan, ia menahan 50 supir dan hanya akan membebaskan mereka jika orang-orang Libya yang ditangkap di Mesir dibebaskan.

Libi, yang berbicara kepada surat kabar itu pada Kamis, memperingatkan, pihaknya akan membunuh orang-orang Mesir itu dan menculik lebih banyak lagi jika Kairo tidak membebaskan orang-orang Libya yang ditahan dalam waktu 10 hari.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Muamar Gaddafi.

Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rejim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat.

Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu. Militan yang terkait dengan Al Qaida menyerang Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga warga lain Amerika pada 11 September 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul-nonaktif
Terkini