Bio Farma Dipercaya Negara Berkembang dan Negara Islam

Bisnis.com,22 Okt 2013, 11:36 WIB
Penulis: Herdiyan
Biofarma.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen vaksin pelat merah PT Bio Farma (Persero) dipercaya sejumlah negara berkembang dan negara Islam untuk mengembangkan vaksin dalam memberantas penyakit.

Sekretaris Perusahaan Bio Farma M Rahman Rustan mengatakan pihaknya mengikuti Pertemuan Tahunan Produsen Vaksin Negara Berkembang ke-14 atau 14th Annual General Meeting Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) di Hanoi, Vietnam, pada 7-9 Oktober 2013 lalu.

“Vabiotech Vietnam bertindak sebagai tuan rumah dalam kegiatan tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (22/10/2013).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 200 pesertta yang terdiri dari perwakilan 38 produsen vaksin dari 14 negara. Selain itu, acara tersebut juga dihadiri perwakilan organisasi internasional, seperti Unicef, Global Alliance for Vaccine Initiative (GAVI), dan Bill & Melinda Gates Foundation.

Pada kesempatan tersebut, Bio Farma mengajak negara-negara berkembang untuk meningkatkan kerja sama di bidang vaksin, baik produk akhir maupun produk intermediate (bulk).

Pertemuan DCVMN itu membahas tentang perkembangan teknologi, tukar-menukar pikiran tentang isu global sehingga bisa diantisipasi oleh negara berkembang. Dengan demikian, nantinya akan terjalin kepercayaan dan kerja sama bilateral.

“Contohnya, Vietnam sudah minta bantuan Bio Farma dalam penyediaan vaksin Pentabio untuk Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B, dan Haemophilus influenza tipe B. Selain itu, sudah ada kepercayan dari lembaga internasional, GAVI, Unicef, dan Bill and Melinda Gates foundation,” katanya.

Walaupun sesama produsen vaksin saling bersaing, Bio Farma tidak khawatir kehilangan pasar, karena perkembangan pola penyakit selalu muncul.

Tak hanya itu, Bio Farma juga menjadi narasumber dalam pertemuan negara Islam (Organization Islamic Cooperation/OIC) di Jakarta akhir bulan ini.

Dari ke-57 negara Islam, baru Indonesia melalui Bio Farma yang 12 produknya telah mendapatkan prakualifikasi Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

“Memenuhi prakualifikasi WHO bukan perkara yang mudah, quality management system juga harus memenuhi standar yang ketat, ada perubahan prosedur ada mekanisme pelaporan tertentu. Selain produk, fasilitas, bangunan, lay out, yang harus memenuhi standar internasional, juga karyawan sudah terkualifikasi sesuai standar Internasional,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bambang Supriyanto
Terkini