Bisnis.com, JAKARTA – Bank Negara Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit 2014 pada kisaran18%--20%, lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi bank sentral pada kisaran 15,3—16,6%.
Felia Salim, Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan tinggi target perseroan pada 2014 disebabkan karena banyaknya pipeline kredit dari sektor infrastruktur.
“Sebagai Bank BUMN kami harus mendukung pembangunan infrasruktur yang masih memiliki ketergantungan yang besar terhadap kredit bank,” ujarnya, Kamis (24/10/2013).
Meski demikian, tuturnya, BNI akan memperlambat laju kredit pada ritel dan konsumer. “Kami juga akan memperlambat pada sektor yang banyak barang impor,” ujarnya.
Bank yang dipimpin oleh Direktur Utama Gatot M. Suwondo ini membukukan pertumbuhan kredit 27,3% pada akhir triwulan III/2013 menjadi Rp184,48 triliun.
Sebelumnya, bank sentral menetapkan proyeksi pertumbuhan kredit yang konservatif pada kisaran 15,3—16,6% guna mengendalikan defisit transaksi berjalan serta mengantisipasi kemungkinan terjadi pembalikan modal asing.
Namun, bank sentral masih memperbolehkan bank untuk tumbuh di atas industri asalkan memiliki permodalan yang kuat serta kinerja yang sehat.
Bank sentral juga membolehkan pembiayaan kepada sektor tertentu tumbuh lebih tinggi dari rata-rata, asalkan berkaitan dengan kinerja ekspor dan penambahan kesempatan kerja, termasuk manufaktur dan jasa. (ra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel