Peneliti Asing Kagumi Pengelolaan Gambut di Indonesia

Bisnis.com,26 Okt 2013, 11:12 WIB
Penulis: Asep Dadan Muhanda
foto: antara

Bisnis.com, PEKANBARU-Tingginya produktivitas dan pertumbuhan yang baik dari tanaman Acacia crassicarpa menunjukkan bahwa pengelolaan hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola PT.Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Riau dinilai mampu mempertahankan produktivitas lahan gambut.

“Pertumbuhan akasia yang tetap baik selama 3 rotasi tanaman, menunjukkan korelasi yang positif dengan produktivitas lahan gambut. Ini Bagus bagi lahan gambut yang berfungsi sebagai penyimpan karbon dan cadangan air,” kata Prof Ryusuke Hatano dari Hokkaido University Jepang, Jumat malam (25/10).

Hatano datang bersama 21 peneliti anggota ESAFS (The East and Southeast Asia Federation of Soil Science Societies) ke konsesi hutan tanaman RAPP usai menghadiri konferensi gambut internasional di Bogor yang dihadiri lebih dari 300 ilmuwan tanah dan gambut dari 15 negara.

Di Riau, para peneliti melihat dan mempelajari teknologi water management, pengelolaan hutan tanaman di lahan gambut, pintu air otomatis (automatic watergate), serta fasilitas pembibitan di Estate Pelalawan.

Kunjungan tiga hari tersebut juga dilakukan untuk melihat pengelolaan hutan tanaman di lahan mineral di Estate Teso, termasuk lokasi penelitian percobaan tanaman Acacia mangium dan Eucalyptus.

Sekretaris Jenderal Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI), Suwardi, yang mendampingi para peneliti asing itu, mengatakan para peneiliti memberikan apresiasi atas hasil itu karena waktu panen hanya membutuhkan waktu 5 tahun. Di banyak negara, terutama negara subtropis, butuh waktu lebih dari 25 tahun untuk memproduksi kayu dari hutan tanaman dengan ukuran yang sama.

“Tingginya produktivitas itu, tidak terlepas dari unsur-unsur penting dalam gambut yang tetap stabil, yang didukung oleh pemilihan jenis tanaman yang sesuai. Akasia merupakan tanaman legume yang mampu memfiksasi nitrogen dari udara yang digunakan untuk pertumbuhannya,” ujar Suwardi.

Hatano berpendapat, penerapan sistem tata kelola air yang baik di lahan gambut memegang peranan penting dalam mengurangi emisi CO2.

”Ada perbedaan signifikan dari berbagai sistem pengelolaan lahan gambut di Indonesia,” kata Hatano.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini