Harga Minyak Menguat di Perdagangan Asia

Bisnis.com,08 Nov 2013, 11:56 WIB
Penulis: Rustam Agus

Bisnis.com, SINGAPURA--Harga minyak naik di perdagangan Asia Jumat (8/11/2013), tetapi masih dihadapkan pada tekanan atas kekhawatiran berkurangnya pasokan serta spekulasi Federal Reserve AS mungkin mulai memangkas program stimulusnya dalam waktu dekat, kata analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik 38 sen menjadi US$94,58 dalam pertengahan perdagangan pagi, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Desember naik 2 sen ke posisi US$103,48.

Departemen Perdagangan AS pada Kamis mengatakan ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,8% kuartal ke tiga, jauh di atas proyeksi analis 1,9%, tulis Antara, Jumat (8/11/2013)

Berita itu menambah ekspektasi bahwa the Fed akan mulai memangkas skema pembelian obligasi senilai US$85 miliar per bulan lebih cepat dari pada yang diprediksikan.

Selain itu pemangkasan suku bunga ECB mengirim dolar naik terhadap euro, yang dapat menekan permintaan minyak yang dihargakan dalam dolar dari para pembeli yang tidak menggunakan dolar.

"Reaksi awal terhadap pemangkasan suku bunga ECB dan laporan PDB AS yang lebih kuat dari yang diperkirakan, adalah peningkatan 0,85 persen dalam indeks dolar AS, mengindikasikan perdagangan menghindari risiko mengalir di berbagai komoditas," kata Timothy Evans dari Citi Futures.

Sementara data positif juga datang dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim awal tunjangan pengangguran dalam pekan yang berakhir 2 November turun 9.000 menjadi 336.000.

Meningkatnya pasokan energi di tahun mendatang juga membebani harga minyak. Sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan, pihaknya memperkirakan pertumbuhan pasokan dari serpih minyak AS akan berkontribusi pada penurunan permintaan untuk produksinya sendiri.

OPEC memperkirakan permintaan minyak mentah turun menjadi 29,2 juta barel per hari pada 2018 dari 30,3 juta barel per hari tahun ini.

"Setelah PDB AS diposting pada 2,8% untuk kuartal 3, investor masih tetap berhati-hati menjelang data pasar tenaga kerja," Vanessa Tan, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura mengatakan dalam sebuah catatan.

"Data ekonomi akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang masa depan kebijakan moneter," katanya .

Brent tertekan oleh harapan bahwa pembicaraan antara Iran dan enam kekuatan dunia mengakibatkan pencabutan sanksi yang melumpuhkan ekspor minyak mentah di republik Islam untuk program nuklirnya, di mana Barat menduga akan digunakan untuk membuat senjata. Teheran membantah klaim tersebut.

"Pembicaraan antara Iran dan kekuatan dunia lainnya untuk mengakhiri masalah nuklir tampaknya akan berjalan dengan baik dan ini membantu membebani Brent," kata Tan.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini