Penyakit Chikungunya Serang Warga Nganjuk

Bisnis.com,11 Nov 2013, 08:44 WIB
Penulis: News Editor
Kabupaten Nganjuk/eastjava.com

Bisnis.com, NGANJUK - Ratusan warga Desa Sudimoroharjo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terkena Chikungunya, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk sehingga mereka harus mendapatkan perawatan.

Eko Hadiyanto, salah seorang penderita, mengatakan ia sudah terserang sekitar satu pekan lalu. Ia merasa tubuhnya linu dan pusing. "Rasanya tubuh linu, terutama di persendian. Saya beri obat, sekarang sudah lebih baik," katanya.

Dia mengemukakan banyak tetangganya yang juga terkena penyakit serupa dengan dirinya. Mereka awalnya tidak merasa curiga, tetapi karena semakin banyak akhirnya memeriksakan diri ke puskesmas di daerah mereka.

"Ada sekitar 30 tetangga yang juga terkena, katanya akibat digigit nyamuk," katanya.

Di Desa Sudimoroharjo, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk ini ada ratusan warga yang terkena penyakit dengan gejala yang sama. Bahkan, sebagian dari warga juga menjalani rawat inap di Puskesmas Kecamatan Wilangan, sebagian lain menjalani rawat inap.

Kepala UPTD Dinas Kesehatan Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk, Bagus Sodikin, mengatakan ada sekitar 75% warga di desa itu yang berobat dengan gejala sakit yang sama.

Penyakit ini disebabkan karena serangan gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dimungkinkan, nyamuk itu berkembang karena adanya perubahan cuaca dari kemarau ke penghujan.

Pihaknya juga mengatakan terdapat ratusan warga yang memeriksakan diri ke puskesmas. Puskesmas juga berusaha memberikan pengobatan kepada mereka dengan maksimal dan memberikan obat sesuai dengan sakit dan kondisi tubuh dari pasien.

Dia mengingatkan agar masyarakat juga menjaga kebersihan, terutama dengan cara menguras, menutup dan mengubur, demi mencegah perkembangan nyamuk tersebut. "Sebab, nyamuk Aedes aegypti itu senang tinggal di tempat penampungan yang ada air bersihnya". (antara/yus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusran Yunus
Terkini