Bisnis.com, JAKARTA—The Federal Reserve (The Fed) yang menunda mengurangi stimulus (tapering) pada negara berkembang, diprediksikan tak akan memberi dampak yang signifikan pada industri perbankan di Indonesia.
Professor of Economics New York University, Nouriel Roubini mengatakan bila The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) melakukan tapering pada negara berkembang, maka hal tersebut tak akan perlu dikhawatirkan, karena modal perbankan Indonesia masih tergolong kuat.
“Permodalan dan likuditas industri perbankan di Indonesia masih cukup kuat serta tergolong aman,” ucapnya pada Bisnis di sela-sela Mandiri Investment Forum 2013, Senin (11/11/2013).
Selain itu, Roubini mengatakan Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia telah melakukan pengawasan untuk permodalan serta mengatur pembiayaan yang dilakukan perbankan.
Pasar berekspektasi bahwa The Fed akan melakukan tapering pada kuartal II/2014. Sebelumnya, saat The Fed menghembuskan isu tapering ke negara-negara berkembang terjadi pelemahan mata uang Asia terhadap dolar, termasuk rupiah.
Sementara itu, ekonom Indonesia memprediksikan bila tapering terjadi, maka rupiah tak akan mengalami pelemahan yang dalam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel