Transaksi via Uang Elektronik Makin Digemari

Bisnis.com,11 Nov 2013, 18:44 WIB
Penulis: Galih Kurniawan
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Transaksi dengan uang elektronik semakin digemari, seiring dengan naiknya penetrasi Internet dan ponsel pintar. Begitu pula bisnis di bidang ini yang diperkirakan ikut meraih untung.

"Orang butuh bertransaksi dengan lebih mudah dan cepat salah satunya melalui perangkat mobile. Di Indonesia perkembangannya cukup pesat," ujar Chief Strategy Officer PT Arkalogic Transaksi John Subroto Chard di Jakarta, Senin (11/11/2013).

Dia menyebutkan belakangan online dan mobile banking juga cukup berkembang. Namun ketergantungan pada satu bank membuat teknologi tersebut masih belum menyebar luas. Bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening perbankan, kata Chard, dibutuhkan solusi lain yang tak kalah mudah.

Dia mengatakan teknologi keuagan berbasis aplikasi mobile adalah salah satu solusi yang tersedia. Dia tidak menampik operator telekomunikasi belakangan juga sudah mulai getol mengampanyekan layanan uang elektronik. "Tapi masih ada yang berbasis SMS, agak sulit. Dengan aplikasi jadi lebih mudah," katanya.

Menurut Chard aplikasi mobile untuk transaksi keuangan juga dapat menjadi solusi di tengah belum ratanya penyebaran mesin ATM perbankan. Dia mengaku optimistis bisnis di sektor semacam ini memiliki prospek cerah.

"Tapi tetap butuh edukasi ke masyarakat, lima tahun ke depan saya kira sudah semakin baik," katanya.

Arkalogic kemarin memperkenalkan solusi mobile untuk transaksi keuangan, Moneta. Aplikasi yang akan diluncurkan beberapa bulan mendatang itu dapat di-install di perangkat mobile berbasis Android, iOS dan Blackberry.

Aplikasi tersebut menjembatani transaksi elektronik dengan kartu tanpa kartu. Pasalnya Arkalogic juga menyediakan EDC yang rencananya akan dijual kepada merchant dan mitra lain seharga Rp200.000 hingga Rp300.000 per unit.

CEO Arkalogic Aryo Karbhawono mengatakan transaksi melalui teknolog mobile sudah berkembang pesat. Dia menyebutkan tahun depan secara global nilai transaksi melalui teknologi mobile diprediksi mencapai USD650 triliun.

"Di Indonesia saya pikir juga bagus, pasarnya besar. Yang kami incar ini adalah pengguna smartphone," ujarnya.

Dia tidak menampik saat ini sejumlah operator telekomunikasi sudah menyediakan layanan hampir mirip. Namun dia meyakini pasar yang mereka incar sangat berbeda. "Masih ada bagian-bagian sendiri."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini