Bisnis.com, JAKARTA – Neraca Pembayaran Indonesia mencatakan defisit US$2,6 miliar pada triwulan III, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar US$2,5 miliar
Faktor utama dari peningkatan defisit NPI adalah anjloknya surplus transaksi modal dan finansial, meskipun terjadi perbaikan pada kinerja transaksi berjalan.
Transaksi modal dan finansial pada triwulan III/2013 mencatat surplus US$4,9 miliar, anjlok dari triwulan sebelumnya US$8,43 miliar.
Defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III menembus US$8,4 miliar atau sekitar 3,8% dari produk domestik bruto (PDB) , lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya 3,4%.
Namun, defisit neraca transaksi berjalan tersebut telah menyempit dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat US$9,9 miliar atau sekitar 4,4% dari PDB.
Difi A. Johansyah, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), mengatakan pada dasarnya nilai defisit neraca transaksi berjalan sebesar US$8,4 miliar telah sesuai dengan ekspektasi.
“Namun ada perbedaan pada nilai PDB dari Badan Pusat Statistik dan PDB berdasarkan perkiraan BI sehingga mengakibatkan persentasenya berbeda. Faktor lain adalah perbedaan kurs,” ujarnya, Rabu (13/11/2013).
Difi menjelaskan perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas seiring dengan penurunan impor nonmigas yang lebih tajam dibandingkan penurunan ekspor nonmigas. Selain itu juga berkurangnya defisit neraca jasa dan pendapatan.
Lebih lanjut dia menjelaskan ekspor nonmigas meskipun secara nominal masih menurun karena belum pulihnya perkembangan harga dunia, namun volume ekspor mencatat pertumbuhan positif yang terutama ditopang oleh pertumbuhan volume ekspor barang tambang, seperti batubara, bijih tembaga, nikel dan bauksit.
Di sisi neraca jasa, tuturnya, penurunan defisit didukung oleh berkurangnya pembayaran jasa transportasi sejalan dengan turunnya impor nonmigas serta meningkatnya net inflow jasa travel karena meningkatnya jumlah kedatangan wisatawan mancanegara dan juga ditopang oleh berbagai kegiatan berskala internasional yang diadakan di Indonesia.
Dalam periode yang sama, defisit neraca pendapatan juga menurun mengikuti jadwal pembayaran bunga utang luar negeri dan transfer keuntungan kepada investor asing. Di sisi lain, lanjutnya perbaikan kinerja neraca perdagangan nonmigas belum disertai dengan perbaikan kinerja neraca perdagangan migas.
Defisit neraca perdagangan migas masih meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya akibat kenaikan impor minyak yang selain disebabkan tren volume konsumsi BBM yang masih tinggi.
“Hal ini juga dipengaruhi naiknya konsumsi BBM dalam rangka Idul Fitri yang terjadi pada Agustus 2013,” ujarnya. (ra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel