HSBC: Iklim Bisnis Indonesia Prospektif, Meski Ada Pemilu

Bisnis.com,13 Nov 2013, 21:10 WIB
Penulis: Ringkang Gumiwang

Bisnis.com, JAKARTA - HSBC Indonesia memperkirakan indeks kepercayaan dagang internasional atau HSBC trade confidence index (TCI) pada semester II/2013 di level 127 masih dianggap prospektif, meski  akan menghadapi pemilihan umum.

Head of Global Trade and Receivable Finance HSBC Indonesia Nirmala Salli mengatakan indeks tersebut menunjukkan para pebisnis asing maupun domestik masih percaya terhadap prospek positif dari perdagangan internasional Indonesia ke depannya.

“Kalau pendapat pribadi, saya memperkirakan TCI Indonesia pada semester I/2014 di level 130, namun di level 127 pun dianggap positif mengingat tahun depan merupakan tahun politik,” ujarnya, dalam diskusi media di kantornya, Rabu (13/11/2013).

Berdasarkan peringkat HSBC TCI 2013, India menempati peringkat pertama di level 142, disusul Uni Emirat Arab di 132, Indonesia di 127, Turki di 122 dan Meksiko di 122. Adapun, indeks diatas level 122 dianggap memiliki prospek positif.

Nirmala menilai pebisnis cenderung akan lebih menahan ekspansinya pada tahun politik karena banyaknya ketidakpastian pada saat itu terutama dari sisi regulasi. Oleh karena itu, menahan investasi menjadi pilihan yang realistis.

Menurutnya, pemerintah dianggap belum cukup konsisten dalam menetapkan kebijakan. Namun demikian, dia optimistis para pebisnis tersebut akan kembali berinvestasi di Indonesia setelah rezim pemerintahan untuk periode 2014-2019 telah ditetapkan.

“Berbisnis kan ada hitung-hitungannya. Kalau misalnya mau ekspansi, kira-kira akan didukung nggak oleh pemerintahan yang baru, lalu regulasi yang dikeluarkan apa nantinya. Pebisnis itu perlu konsistensi,” katanya.

Terkait kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), Nirmala juga menilai pasar Indonesia masih menarik untuk investasi para pebisnis. Hal tersebut terlihat dengan konsumsi dalam negeri yang masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Sekedar informasi, produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2013 sebesar Rp2.375 triliun ditopang konsumsi rumah tangga sebesar 55,33%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 33,37%, impor barang dan jasa 24,17%, ekspor barang dan jasa 22,15% dan konsumsi pemerintah 9,05%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini