Barang Seni Indonesia Tak Digarap Kreatif

Bisnis.com,21 Nov 2013, 20:23 WIB
Penulis: Dewi Andriani
Puluhan warga yang tergabung dalam masyarakat adat suku Ambel Raja Ampat memainkan alat musik suling tambur, berpawai menuju kantor DPRD Raja Ampat, di Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, Senin (18/11/2013). /antara

Bisnis.com, JAKARTA – Sosiolog dari Universitas Indonesia Imam Budidarmawan menyayangkan banyak barang seni di Indonesia yang berharga dan memiliki nilai sejarah tetapi tidak digarap secara kreatif sehingga menjadi kekayaan yang seolah mati.

“Suatu benda akan memiliki makna bila ada cerita di baliknya, dan itu yang harusnya bisa dikemas secara kreatif sehingga menarik dan bisa dijual. Bukan hanya menjadi benda mati saja,” ucapnya dalam dikusi Menggali Potensi Kearifan Lokal, Kamis (21/11/2013).

Persoalan tentang barang seni ini menurutnya bukan bersumber dari serbuan luar negeri tetapi dari bangsa Indonesia sendiri yang belum dapat menjual dan mengemas nilai historis. Orang Indonesia menurutnya lebih menyukai pembangunan gedung-gedung bertingkat daripada mempelajari barang-barang seni yang bersejarah.

Dia mencontohkan provinsi di Aceh yang memiliki banyak sejarah dan cerita termasuk kisah pasca Tsunami, seharusnya memiliki Arkeolog yang bisa menggali dan menceritakan sejarah dibaliknya sebagai objek wisata yang menarik bagi para wisatawan. "Tetapi ini hanya ada 1 Arkeolog yang menggali di sana, ya mana cukup. Lalu kemana arkeolog dan sejarawan-sejarawan kita?"

Begitu pula dengan daerah-daerah lainnya, begitu banyak museum di Indonesia yang menyimpan kekayaan sejarah tidak terungkap bahkan tidak terdata. Hal tersebut karena masyarakat Indonesia tidak menggarapnya secara serius dan menggapnya sebagai sesuatu yang biasa.

“Jangan sampai yang garap orang luar negeri dengan intrepretasinya dia. Harusnya ini yang bertanggung jawab dari Kemendikbud.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul-nonaktif
Terkini