Hubungan Bisnis RI-Australia Masih Normal, Tapi Jadi Kaku

Bisnis.com,22 Nov 2013, 17:59 WIB
Penulis: Riendy Astria
Daging sapi impor asal Australia/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kerja sama sektor industri dan hubungan bisnis Indonesia-Autralia diprediksi akan terganggu bila Negeri Kanguru itu tak kunjung memberikan pernyataan maaf terkait dengan penyadapan.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan hingga kini pemerintah Indonesia dan juga rakyat Indonesia masih menunggu penyesalan permintaah maaf dari Pemerintah Australia guna memulihkan hubungan kedua negara.

Menurutnya, saat ini hubungan G to G di bidang pertahanan mulai dihentikan. Bahkan, Australia juga sudah menerapkan travel warning yang artinya waspada bila masuk ke Indonesia.

“Sedangkan untuk hubungan B to B atau industri masih berjalan terus. Mestinya Australia segera membuat sikap yang bisa membuat Indonesia pulih kembali. Selama beberapa hari ini memang tidak terganggu, tetapi kalau berjalan berbulan-bulan tanpa ada permintaan maaf, baru terganggu,” kata Hidayat di kantornya, Jumat (22/11/2013).

Adapun, dari sisi kepercayaan masing-masing negara, hingga kini tidak ada masalah, Namun, menurutnya, hubungan B to B kedua negara menjadi kaku lantaran hubungan yang tidak baik ini.

Oleh sebab itu, pihaknya menganjurkan agar pemerintah Australia, yakni Perdana Menteri Tony Abbott segera mengirimkan permintaan maaf meskipun kejadian itu bukan pada masa pemerintahan dia.

“Soalnya sekarang bukan hanya presiden yang marah, rakyat Indonesia juga sudah marah, tingkat ketegangan jadi tinggi. Kalau tidak diselesaikan akan pengaruh ke mana-mana, padahal turis dari Australia juga banyak yang ke sini, tapi sekarang ada travel warning,” jelasnya.

Dari sisi kerja sama industri kedua negara, lanjut Hidayat, Indonesia dan Australi banyak melakukan kerja sama di sektor tambang, konstruksi dan ekspor ternak sapi. “Sementara masih berjalan. Sekarang jalinan persahabatan harus diperbaiki lagi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini