Ini 6 Produk Kerajinan Bali yang Dipuji Karena Berbasis Kearifan Lokal

Bisnis.com,23 Nov 2013, 05:23 WIB
Penulis: Dewi Andriani

Bisnis.com, JAKARTA  - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat enam kerajinan yang mengangat kearifan lokal di Provinsi Bali yang berpotensi besar untuk dikembangkan.

Hanya saja, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Kebijakan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf terdapat berbagai pemasalahan yang dapat menghambat potensi-potensi tersebut.

Pertama, kerajinan pandai besi yang dapat diolah menjadi peralatan upacara keagamanan, aksesoris atau perhiasan, dan peralatan sehari-hari.

Ni Komang Ayu Astiti, Peneliti Puslitbang Kebijakan Ekonomi Kreatif mengatakan permasalahan utama yang menghambat perkembangan pandai besi di Bali ialah masih kurangnya kompetensi para perajin di sana, termasuk minimnya teknologi yang digunakan.

Kedua, tenun Bali yang dapat dikreasikan menjadi kain tenun dengan berbagai variasi motif, kualitas, dan bentuk. Dalam pembuatan tenun Bali ini, Ayu menemukan semakin minimnya jumlah perajin yang memproduksinya serta kurangnya kesadaran mereka mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual, di samping akses pasar yang belum terlalu terbuka.

Ketiga, produk spa berupa lulur Bali, massage oil, sabun natural, dan aromatherapy essential oil. Dalam memproduksi produk spa ini, sumber bahan baku, pemasaran, dan SDM masih dianggap menjadi permasalahan yang menghambat.

Keempat, kulit kerang. Bali memiliki banyak kulit kerang yang dapat dikreasikan menjadi berbagai aksesoris atau perhiasan. Hanya saja, untuk merubah kulit kerang menjadi kerajinan yang bernilai seni, permodalan, dan sumber daya manusia masih dianggap sebagai kendala.

Kelima, limbah kaca yang dapat diolah menjadi berbagai wadah dan aksesorisatau perhiasan. Sebagai produk berasal dari limbah, sumber bahan baku masih dinilai menjadi kendala, termasuk SDM dan pemasaran.

Keenam, perak. Bali memang terkenal dengan kerajinan peraknya yang bisa dikreasikan menjadi perhiasan dan aksesoris, peralatan upacara, dan peralatan sehari-hari yang dimodifikasi.

Hanya saja, kurangnya teknologi dan sumber bahan dianggap sebagai permasalahan utama di samping SDM.

"Permasalahana yang dihadapi dalam pengembangan kerajinan nusantara sangat bervariasai mulai dari sumber daya manusia dan kompetensi perajin, teknologi, pemasaran, permodalan, termasuk sumber bahan baku," tulis laporan Puslitbang Kebijakan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf itu.

Untuk mengatasi persoalan tersebut pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi. Misalnya masalah pendanaan, pihaknya akan membantu mencari mekanisme pembiayaan yang tepat bagi pengrajin tradisional.

"Seperti melakukan MoU atau bentuk kerjasama lainnya anatar pengrajin dan lembaga pembiayaan," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini