Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menampik kenaikan imbal hasil surat utang negara saat ini akibat pengaruh kebijakan pengetatan moneter yang mengerek suku bunga acuan alias BI rate.
Deputi Senior Gubernur BI Mirza Adityaswara mengatakan fluktuasi yield obligasi pemerintah lebih mencerminkan kondisi fundamental Indonesia.
“BI tidak menaikkan suku bunga, yield SBN (surat berharga negara) naik sendiri. Jadi salah kalau dibilang yield naik setelah BI rate naik,” katanya, Selasa (26/11/2013).
Menurutnya, kebijakan bank sentral menaikkan BI rate lebih untuk mengendalikan inflasi, menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang pada gilirannya dapat mengempiskan imbal hasil obligasi pemerintah.
Sejak kenaikannya yang pertama pada Juni 2013, BI rate telah naik 175 basis poin menjadi 7,5%. Sejak Februari 2012 hingga Mei 2013, suku bunga acuan dipertahankan di level 5,75%.
Saat isu tapering the Fed mencuat akhir Mei, imbal hasil obligasi 10 tahun bergerak naik dari 5,5% menuju 6% dan terus melesat hingga mencapai 8,5% November ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel