KKMB Riau, Jembatan Strategis Perbankan dan Nasabah UMKM

Bisnis.com,02 Des 2013, 14:11 WIB
Penulis: Vega Aulia Pradipta

Bisnis.com, PEKANBARU--Siapa yang sangka seorang konsultan keuangan di Riau bisa memfasilitasi kredit perbankan bagi nasabah UMKM hingga Rp2 miliar per tahun?

Para konsultan keuangan mitra bank (KKMB) ini diam-diam menjadi sangat penting bagi perbankan yang kesulitan untuk menyalurkan kreditnya bagi nasabah UMKM. Para konsultan keuangan ini merupakan individu-individu yang menjembatani antara calon nasabah UMKM dengan bank (bank umum dan BPD), lembaga keuangan, hingga koperasi.

Setelah direncanakan 3 tahun, 28 November lalu, bisa dibentuk Asosiasi KKMB se-Provinsi Riau yang saat ini diketuai oleh Muhammad Muzamil. Abdul Majid, Asisten Direktur Bidang Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Provinsi Riau, mengatakan hingga kini, calon nasabah masih saja mengalami kesulitan jika datang ke bank.

“Mereka kebingungan, ragu-ragu, dan sudah takut duluan. Konsultan keuangan ini yang kemudian membantu memberitahu ke calon nasabah, coba dokumen-dokumen ini dilengkapi dulu, baru kemudian mereka ke bank,” ujarnya, Kamis (28/11/2013).  

Asosiasi ini memiliki AD/ART-nya sendiri dan Bank Indonesia hanya membantu melakukan pelatihan bagi para konsultan keuangan, mencakup analisa kredit dan networking ke bank. Mereka yang menjadi konsultan keuangan ini berasal dari bermacam-macam profesi, ada yang pengusaha, ada yang PNS. Menurutnya, ada yang menjadikan KKMB ini sebagai profesi sampingan, ada juga yang menjadikan ini sebagai mata pencaharian utama.

Maklum saja, pasalnya tidak ada pihak yang menggaji para konsultan keuangan ini. Ketika kredit dari perbankan sudah dicairkan, biasanya nasabah UMKM itu lantas memberikan fee sekian persen dari kredit, kepada konsultan keuangan. Namun, tidak ada yang mengatur berapa besaran fee yang diberikan kepada para konsultan keuangan ini. Pasalanya, fee tersebut biasanya hanya dianggap sebagai ucapan terimakasih.  

Di sisi lain, ada juga pihak perbankan yang turut memberikan fee kepada para konsultan keuangan. Namun, besarannya juga tidak diatur. Majid mengatakan kehadiran konsultan keuangan ini sangat membantu bank menyalurkan kredit ke UMKM, dan di sisi lain juga membantu UMKM mendapatkan akses pembiayaan.

Pasalnya, bank memiliki keterbatasan dan tidak bisa menjangkau seluruh UMKM yang jumlahnya mencapai 380.000 UMKM yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Riau. “Sementara bank-bank itu hanya beroperasi di daerah yang besar, biasanya di ibukota saja. Konsultan keuangan ini bisa membantu menjangkau daerah-daerah yang sulit,” ujarnya.

Bank Indonesia mencatat jumlah kredit yang dicairkan perbankan (yang berhasil dijembatani oleh konsultan keuangan) ini cukup tinggi. “Dari Januari hingga Oktober tahun ini, total kredit dari hasil para konsultan keuangan ini memfasilitasi nasabah UMKM itu mencapai Rp3,242 miliar,” tambahnya.  

Muhammad Muzamil, konsultan keuangan di Kabupaten Bengkalis yang menjadi Ketua Asosiasi KKMB Riau ini mengatakan jumlah kredit yang berhasil difasilitasi bervariasi. Pasalnya, nasabahnya adalah UMKM. Ada kredit yang Rp45 juta, ada yang Rp100 juta. Bahkan, dirinya sendiri bisa memfasilitasi total kredit hingga Rp2 miliar per tahun.

Muzamil mengakui masih ada ketakutan bagi nasabah UMKM jika mereka langsung masuk ke bank untuk mengajukan kredit. “Biasanya UMUM itu kalau masuk ke bank, takut duluan dia, takut ditolak. Ada nasabah yang bahkan mendatangi rumah saya untuk konsultasi, padahal ada Bank BRI yang lokasinya itu di sebelah rumah saya,” ungkapnya.

Muzamil mengatakan biasanya para konsultan keuangan menyesuaikan kebutuhan kredit dengan perbankan-nya. Misalnya, kalau KUR itu biasanya ke PT Bank BRI Tbk. “Nasabah itu biasanya terserah KKMB-nya, mau dibawa ke bank mana. Yang penting buat kami, di bank itu prosesnya ngga ribet dan kedua, bunganya ringan,” jelasnya.

Menurutnya, masyarakat merasa nyaman untuk bekerjasama dengan para konsultan keuangan karena mereka hanya pergi ke bank saat mencairkan kredit saja. Pasalnya, konsultan keuanganlah yang mengurus pengajuan kredit sehingga nasabah biasanya hanya tinggal menunggu di rumah, selagi bank menganalisa kreditnya. Tapi di sisi lain, KKMB juga ikut menganalisa perilaku nasabahnya.

 “Pernah waktu itu ada 8 orang yang mengajukan kredit, tapi ada satu orang yang sebenarnya sudah banyak berutang sana-sini. Khusus untuk satu orang itu kami sarankan ke bank agar kreditnya tidak usah dicairkan,” jelasnya.

 Menurutnya, konsultan keuangan tidak terbatas memfasilitasi kredit perbankan saja, tapi juga membantu memfasilitasi program pemerintah seperti KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) dan dana bantuan sosial (bansos) lainnya.

 Jayadi, konsultan keuangan lainnya yang membantu UMKM di Kabupaten Rokan Hulu mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi konsultan keuangan adalah saat harus menghadapi nasabah yang tidak mengembalikan kredit kepada bank.

 “Padahal kami tidak intervensi bank supaya mereka harus mencairkan kredit untuk nasabah, hak sepenuhnya ada di mereka. Tapi pernah ada nasabah yang ternyata kabur setelah kreditnya dicairkan, dan kemudian bank menagih kreditnya ke saya,” ujarnya.

 Menurut Muzammil, itulah mengapa perlu adanya asosiasi bagi para KKMB, agar hal-hal seperti ini bisa diatur kemudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Asep Dadan Muhanda
Terkini