WTO Bersidang, Denpasar Terancam Rusuh

Bisnis.com,03 Des 2013, 10:01 WIB
Penulis: Martin Sihombing

Bisnis.com, DENPASAR -Saat ini, di kawasan Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), kini digelar Konferensi  World Trade Organisation (WTO).  Namun, di luar kawasan itu, Denpasar terancam rusuh. Pasalnya, LSM dari sejumlah negara siang ini akan melakukan unjuk rasa menentang WTO.

Sebanyak 200 polisi dikerahkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa dari ratusan lembaga swadaya masyarakat dari berbagai negara sebagai bentuk anti-Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Kami kerahkan 200 personel gabungan dari Polresta Denpasar dibantu Polda Bali," kata Kepala Polsek Denpasar Timur Ajun Komisaris Lazuardi Muhammad Ikhwan di Denpasar, Selasa (3/12/2013).
 kepada Antara.

Selain petugas kepolisian bersenjata lengkap, kata dia, ratusan intel dan polisi berpakaian preman juga turut dikerahkan.

Menurut dia, pihak kepolisian juga telah menyiapkan sejumlah peralatan untuk menghalau apabila terjadi kekacauan, di antaranya satu unit mobil "water canon".

Dijadwalkan para demonstran akan melakukan aksinya dengan berjalan kaki mengelilingi kawasan pemerintahan Renon, Denpasar.

Lazuardi memastikan bahwa para demonstran tidak akan memasuki kawasan Nusa Dua karena mereka hanya memiliki izin untuk melakukan aksi unjuk rasa di Denpasar.

Selain itu, penjagaan yang ketat dan berlapis di kawasan Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi WTO, kata dia, tidak mudah ditembus oleh demonstran.

Panitia WTO sendiri memberikan izin bagi sejumlah LSM yang terdaftar dan memiliki identitas khusus untuk melakukan aksi demonstrasi. Namun, hal tersebut dilakukan secara terbatas seperti tidak berteriak tetapi hanya diizinkan membentangkan spanduk.

Pertemuan kesembilan Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dijadwalkan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono sekitar pukul 14.00 Wita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini