Konsumsi Semen Hanya Tumbuh 6,6%, Pengiriman ke KTI Ditunda

Bisnis.com,11 Des 2013, 01:10 WIB
Penulis: Riendy Astria

Bisnis.com, JAKARTA - Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebutkan, pertumbuhan konsumsi semen sepanjang November 2013 mencapai 5,56 juta ton atau tumbuh 6,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 5,23 juta ton.

Padahal, konsumsi semen pada November 2012 meningkat tajam hingga 17% dibandingkan dengan November 2011.

Adapun pertumbuhan konsumsi November 2013 secara nasional, pertumbuhan di Pulau Jawa tumbuh 9,2%, Sulawesi tumbuh 14%, Kalimantan meningkat 6,4%, Sumatra tumbuh 3,7%. Adapun Nusa Tenggara dan Bali minus 12% dan Indonesia Timur minus 15%.

“Bagian Timur masih minus karena masih ada stok sehingga ada penundaan pengiriman,” kata Widodo Santoso, Ketua ASI ketika dihubungi Bisnis, Selasa (10/12/2013).

Sementara itu, sepanjang Januari-November 2013 penjualan semen sekitar 52,74 juta ton atau hanya tumbuh 5,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 49,85 juta ton. Sedangkan pada Januari-November 2012, pertumbuhan penjualan bisa mencapai 14,7%.

Untuk Pulau Jawa tumbuh 7,4%, Kalimantan 7,8%, Sumatra tumbuh 2%, Sulawesi meningkat 4,3%, Nusata Tenggara dan Bali tumbuh 6,5%. Sementara Indonesia Timur, tidak ada pertumbuhan pada periode Januari-November 2013 ini.

“Sampai akhir tahun, pertumbuhan paling tidak 5,8%-6%, sedangkan kalau tahun depan paling tidak jauh. Masih sulit sampai 6%,” tambahnya.

Widodo memperkirakan, penjualan tahun ini bia mencapai 58 juta ton per tahun. Adapun tahun depan, diperkirakan mencapai 62,5 juta ton per tahun. Menurutnya, tahun depan, Indonesia bisa kelebihan produksi hingga 2 juta ton. Pasalnya, kapasitas produksi semen tahun depan bisa mencapai 65 juta ton-66 juta ton per tahun.

“Ekspor tahun ini mungkin 700.000 ton/ tahun, kalau tahun depan bisa 2 juta ton per tahun, banyak yang ekspansi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul-nonaktif
Terkini