Bisnis.com, JAKARTA- PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) terus mematangkan model bisnis menjelang penerapan electronic money (e-money). Adapun, hingga saat ini perseroan masih menunggu izin dari Bank Indonesia.
Head of E-Channel BII Iwan Agus menyebutkan rencana tersebut telah dimasukkan ke rencana bisnis bank (RBB) pada tahun ini. Adapun, perseroan terus melakukan pengkajian terutama soal model bisnis, apakah akan menggunakan virtual atau bekerja sama dengan operator telekomunikasi.
"Kami masih terus mempertimbangkan. Bisa juga bekerja sama dengan sesama bank penerbit, karena akan semakin banyak yang mengajukan. Tapi akan tergantung holding size-nya lebih menarik mana," ujar Iwan sesuai peluncuran aplikasi mobile banking BII untuk Windows Phone, Kamis (12/12/2013).
Lebih lanjut Iwan menjelaskan, konsep awal penerapan e-money BII akan mengarah ke penggunaa pada transportasi umum. Menurutnya, berdasarkan pengalaman dan survei di beberapa negara penerapan e-money akan berkembang lebih cepat jika diimplementasikan untuk transportasi publik terlebih dahulu.
"Sebagian besar, seperti di Hong Kong dan Jepang seperti itu. Setelah dari transportasi publik, kemudian masuk ke ritel. Konsep kami juga akan mengarah ke sana karena itu yang paling berguna. Di Indonesia kan saat ini belum ada satu e-money yang kuat," pungkasnya.
Pada kuartal III/2013, laba bersih BII tumbuh 19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumya menjadi Rp1,09 triliun dari Rp922 miliar.
Untuk pertumbuhan aset perseroan per September 2013 mencapai 22% menjadi Rp129,81 triliun dibandingkan dengan September tahun lalu Rp105,56 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel