Pertamina Resmikan 3 Fasilitas Migas

Bisnis.com,13 Des 2013, 19:55 WIB
Penulis: Lili Sunardi

BLORA, JAWA TENGAH - PT Pertamina (Persero) meresmikan pengoperasian 3 fasilitas minyak dan gas bumi di sektor hulu dan hilir untuk menjaga ketahanan energi nasional.

Ketiga fasilitas yang diresmikan tersebut adalah pusat fasilitas pemerosesan atau central processing plant (CPP) gas Gundih, pengoperasian kembali Kilang Tuban, dan pengoperasian stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimalang.

Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina, mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan seluruh potensi di dalam negeri untuk memacu pertumbuhan perusahaan. Dengan begitu, perseroan akan terus mendapatkan peluang dan bisa memperluas bisnisnya, serta mencapai visi menjadi perusahaan energi kelas dunia.

"Salah satu growth driver yang paling efektif adalah merealisasikan proyek-proyek baru untuk mendukung pertumbuhan perusahaan," katanya, Jumat (13/12/2013).

Fasilitas yang diresmikan secara bersamaan itu merupakan bagian dari 14 proyek hulu dan hilir migas yang diresmikan Pertamina tahun ini.

CPP Gundih merupakan bagian dari proyek pengembangan gas Jawa-Cepu, sehingga mulai tahun depan dapat mengalirkan 50 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) ke pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tambaklorok milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) di Semarang.

Gas tersebut rencananya akan memasok gas untuk kebutuhan pembangkit listrik itu selama 12 tahun ke depan. Gas yang dialirkan itu diproyeksikan dapat menghemat biaya bahan bakar untuk pembangkit senilai Rp21,4 triliun.

"CPP ini juga didesain menghasilkan bahan bakar gas untuk penggunaan sendiri, sehingga lebih efisien dan mengurangi emisi," ujarnya.

Fasilitas kedua yang diresmikan pengoperasiannya adalah Kilang Tuban milik Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Kilang tersebut mulai mengolah kondensat pada tingkat 55-80 kilo barel per hari sejak 4 November 2013 hingga 6 bulan ke depan.

Dengan dioperasikannya kembali kilang tersebut, negara mendapat tambahan pasokan bahan bakar minyak, liquefied petroleum gas (LPG), dan produk petrokimia. Pasalnya, kilang itu memproduksi 1,5 juta barel gas oil/diesel oil dan fuel oil, 36.000 ton LPG, 520.000 ton produk petrokimia, dan 300.000 ton light naphtha.

Saat ini sendiri, 20% hingga 30% kebutuhan petrokimia di dalam negeri berasal dari impor, dengan nilai mencapai Rp60 triliun per tahun. "Jika Pertamina dapat mengambil pasar yang besar itu, maka negara yang akan diuntungkan," katanya.

Fasilitas selanjutnya adalah pengoperasian SPBU di Kalimalang yang sebelumnya milik Petronas. Perseroan sebelumya memang mengambil alih kepemilikan beberapa SPBU milik perusahaan asing untuk mencapai target 557 SPBU COCO dan CODO pada 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini