Kinerja Ekspor Produk Industri 2013 Turun

Bisnis.com,15 Des 2013, 21:33 WIB
Penulis: Riendy Astria

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah terus mengusahakan peningkatan ekspor produk industri guna mengatasi defisit.

Sepanjang Januari-Oktober 2013, ekspor industri turun 3,45 % dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selain ekspor produk industri, ekspor pertambangan juga turun 2,26% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hanya ekspor produk pertanian yang tumbuh 2,11%.

Meski ekspor produk industri turun, dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Oktober 2013, kontribusi ekspor industri mencapai 62,29 % dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun pada periode Januari-Oktober 2012, kontribusi ekspor produk industri sekitar 60,99% dibandingkan periode yang sama 2012.

Sedangkan kontribusi ekspor pertanian sepanjang Januari-Oktober 2013 adalah 3,17% dan ekspor pertambangan mencapai 16,85% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Meningkatnya kontribusi ekspor produk industri berbanding terbalik dengan ekspor migas yang mencapai 17,69%. Padahal, pada periode Januari-Oktober 2012 dibandingkan periode yang sama 2011, kontribusi ekspor migas tercatat 19,77%.

Salah satu produk industri yang mengalami penurunan ekspor adalah industri berbagai produk kimia. Ekspor produk kimia pada Oktober 2013 senilai US$339,8 juta atau turun US$43,91 juta dari nilai ekspor September 2013 yang senilai US$383,7 juta.

Adapun sepanjang Januari-Oktober 2013, nilai ekspor produk kimia US$3,091 miliar atau turun US$117 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni US$3,208 miliar.

Salah satu penyebab yang membuat ekspor produk kimia turun adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus tinggi, bahkan menyentuh angka Rp12.000.

Perlu diketahui, sebagian besar bahan baku produk kimia diperoleh dari impor, sehingga bila rupiah terus melemah tentu akan mengganggu impor bahan baku. Dengan kata lain, pelaku bisnis kimia dalam negeri melakukan pengereman impor bahan baku.

Selain produk kimia, beberapa produk industri yang mengalai penurunan ekspor a.l produk mesin/peralatan listrik turun US$24,7 juta, barang-barang rajutan US$18,6 juta, lemak dan minyak hewannabati turun senilai US$15,6 juta, dan pakaian jadi bukan rajutan turun senilai US$1,4 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini