Banjir Bengawan Solo, 5 Tewas Terseret Arus

Bisnis.com,17 Des 2013, 22:45 WIB
Penulis: Miftahul Ulum
Banjir Sungai Bengawan Solo/Solopos.com

Bisnis.com, SURABAYA - Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro dan Kali Lamong di Gresik membawa 5 korban jiwa yaitu 1 balita, 2 anak-anak dan 2 orang dewasa akibat terseret arus.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, menguraikan banjir akibat luapan Bengawan Solo sejak Sabtu-Selasa (14-17/12/2013) menggenangi 4.085 rumah. Mereka tersebar di daerah bantaran sungai mulai di wilayah Bojonegoro, Lamongan dan Tuban.

"Ada 63 desa dari 15 kecamatan di 3 kabupaten yang menjadi korban banjir Bengawan Solo," jelas Sutopo, Selasa (17/12/13) malam.

Adapun, banjir akibat luapan Kali Lamong menyebabkan Mojokerto dan Gresik serta sebagian Surabaya yang berbatasan dengan Gresik tergenangi air.

"Di Gresik 7.957 rumah terendam dan ratusan hektare sawah serta tambak di di 42 desa dari 5 kecamatan terimbas," tambahnya.

Banjir menyebabkan Mustain, 3, warga Desa Merbong, Kecamatan Ngerahu dan Andika Sancana Putra, 13, warga Desa Pilang Gede Rt 09/01 Kecamatan Balen, Bojonegoro meninggal. Adapun, di Gresik dilaporkan Kemadi, 50, dari desa Simoboyo, Kecamatan Benjeng dan Andrean, 19, meninggal terseret arus.

Bupati Bojonegoro Suyoto menguraikan banjir di daerahnya juga menyebabkan Marizka, 8, dari Desa Gayungan, Kecamatan Trucuk meninggal akibat terseret arus. Korban lepas dari pengawasan saat orang tuanya sibuk mengantisipasi banjir di dalam rumah. "Orang tua, kami imbau waspada," pesannya.

Sementara itu, tanggul Kali Lamong sepanjang 70 meter di Kecamatan Pakal, Surabaya jebol sehingga menyebabkan air masuk ke permukiman. Meski demikian, warga enggan mengungsi karena khawatir meninggalkan barang berharga di rumah.

"Memang tahun ini banjir di Surabaya yang dekat Kali Lamong cukup berat, tetapi faktornya tanggul sungai jebol. Solusinya kami bangun tanggul baru," jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Eko Putro menguraikan belum bisa memastikan berapa hektare lahan yang gagal panen akibat terendam air.

"Biasanya empat hari terendam air padi masih bisa dipulihkan tapi sampai sekarang belum ada keputusan berapa yang puso [gagal panen]," jelasnya.

Menurutnya, penyelamatan pertanian pascabanjir bisa melalui pemberian bantuan bibit baru. Namun, karena laporan resmi kerusakan belum masuk maka Dinas Pertanian belum memastikan kebutuhan bibit untuk lahan korban banjir.

Di Bojonegoro saja berdasar data BNPB terdapat 1.727 hektare sawah terendam air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini