Pemerintah Prioritaskan Ketahanan Air Sebagai Agenda Nasional

Bisnis.com,19 Des 2013, 22:03 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah merencanakan untuk memasukkan ketahanan air sebagai prioritas nasional, selain ketahanan energi dan ketahanan pangan.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan isu ketahanan air ini cukup penting karena beberapa daerah di Indonesia sudah mengalami defisit air.

Apalagi, dia mengemukakan upaya pemerintah untuk membangun waduk sebagai fasilitasi pengelolaan air sering terkendala oleh ketiadaan lahan ataupun lamanya pembebasan lahan.

"Padahal kebutuhannya cukup krusial tapi kan jadi terhambat pembangunannya," ucapnya di Jakarta, Kamis (19/12/2013).

Untuk itu, dirinya bersama kementerian terkait dan dewan ketahanan air berinisiatif untuk memasukkan agenda ketahanan air dalam pembuatan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW).

Jika telah masuk pada RTRW, ungkapnya, diharapkan tidak ada lagi hal-hal yang bisa menghambat pembangunan waduk guna menambah cadangan air saat musim kemarau tiba.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menjelaskan pihaknya juga menyadari pentingnya isu ketahanan air dalam kaitannya dengan pembangunan waduk.

"Banyak cara yang bisa dilakukan misalnya penanaman pohon dan pelarangan dalam membangun bangunan di daerah penyerapan air, tapi itu lebih ke jangka panjang. Yang jangka panjang ya bangun waduk," imbuhnya.

Pada akhir tahun ini, dia menyebutkan Kementerian PU telah menggelontorkan dana hingga Rp1,7 miliar untuk pembangunan waduk di Jawa Timur.

"Baru-baru ini kami groundbreaking 3 waduk antara lain Bendo, Tukul, dan Srengseng yang tersebar di 3 kabupaten yaitu Pacitan, Bojonegoro, dan Ponorogo," katanya.

Lebih lanjut, dia mengakui anggaran PU untuk 2014 lebih dicondongkan kepada pembangunan fly over di perkotaan untuk mengurangi kemacetan bukannya pembangunan waduk. (Amanda K. Wardhani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini