Tarif Terlalu Mahal, Rencana Monorel di Makassar Bakal Molor

Bisnis.com,23 Des 2013, 19:11 WIB
Penulis: Amri Nur Rahmat
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar mengkaji ulang proyek pembangunan moda transportasi berbasis rel tunggal atau monorel lantaran tarif yang diusulkan investor dinilai terlalu tinggi dengan pengembalian investasi atau break event point (BEP) yang cenderung lama.

Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengatakan BEP proyek monorel diperkirakan hingga 56 tahun dengan tarif di atas Rp25.000 per penumpang dinilai belum siap untuk menarik minat masyarakat Makassar menggunakan moda transportasi tersebut.

"Makanya [proyek monorel] ini kita kaji ulang, bahkan kalaupun tarifnya kita naikkan hingga 100% menjadi sekitar Rp50.000 per penumpang, BEP nya itu masih sekitar 30 tahun. Dengan tarif seperti itu, tentu akan sulit diterima [masyarakat] dengan kondisi sekarang," katanya, Senin (23/12/2013).

Kendati demikian, lanjut Ilham, pihaknya masih memberikan kesempatan kepada investor monorel Makassar yakni Kalla Group untuk menganalisa ulang terkait proyek tersebut.

"Kita masih berikan kesempatan Kalla Group karena dari hasil analisa yang mereka lakukan, itu masih kemahalan," imbuhnya.

Berdasarkan rencana, proyek monorel tersebut akan melalui tiga jalur, di antaranya menghubungkan Terminal Regional Daya-Lapangan Karebosi sepanjang 14 kilometer yang melewati Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Urip Sumohardjo, Jalan Bawakaraeng, dan berakhir di Lapangan Karebosi Jalan Jenderal Sudirman sebagai stasiun utama.

Kemudian Jalur Lapangan Karebosi-Sungguminasa, Gowa yang akan melewati sejumlah jalan sterategis di Kota Makassar menuju Sungguminasa di Kabupaten Gowa dengan panjang 12 kilometer. Dan Jalur terakhir adalah jalur dari Kabupaten Maros ke Terminal Regional Daya.

Adapun, estimasi anggaran pembangunan monorel tersebut, mencapai Rp4 triliun yang 100% bersumber dari Kalla Group selaku investor.

Sementara itu, Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Makassar Mudzakkir Ali Djamil menilai secara keseluruhan moda transportasi monorel belum siap untuk diterapkan di Makassar, baik dari sisi infrastruktur pendukung maupun dari tingkat kebutuhan trasnportasi masyarakat di kota ini.

"Memang dengan tingkat kemacetan yang terus meningkat, kita membutuhkan transportasi massal tetapi untuk saat ini bukan monorel. Mestinya pemkot lebih mendorong penyediaan transportasi massal lain seperti bus rapid transit [BRT]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini