BPS : Inflasi 2013 Capai 8,38%

Bisnis.com,02 Jan 2014, 13:28 WIB
Penulis: Fatkhul-nonaktif

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Desember 2013 mencapai 0,55% sehingga laju inflasi tahun kalender 2013 maupun secara tahunan (yoy) tercatat sebesar 8,38%. Sedangkan inflasi komponen inti Desember mencapai 0,45% dan inflasi komponen inti (yoy) 4,98%.

Kepala BPS Suryamin mengatakan inflasi Desember lebih tinggi dari inflasi November yang tercatat 0,12%. "Angka inflasi ini tidak terlalu beda dengan tahun lalu," kata Suryamin di Jakarta, Kamis (2/1/2014).

Suryamin menjelaskan angka inflasi Desember 2013, hampir sama dengan inflasi Desember 2012 yang tercatat sebesar 0,54% dan inflasi Desember 2011 sebesar 0,57%. “Ini berarti pemerintah berhasil melakukan upaya untuk menekan harga dan inflasi menjelang akhir tahun," katanya.

Suryamin menambahkan komponen inflasi umum pada Desember 2013 menyumbang andil 0,55%, diikuti inflasi inti 0,27%, harga diatur pemerintah inflasi 0,1% serta harga bergejolak 0,18%.

Sedangkan, berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok bahan makanan menyumbang andil terbesar inflasi 0,2% diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,12% dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,1%.

"Kelompok bahan makanan masih memegang peranan besar, karena akhir tahun ini ada hari raya Natal dan perayaan tahun baru, tapi secara umum masih terkontrol dengan baik," kata Suryamin.

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok kesehatan serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01%.

Suryamin menambahkan, dari 66 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) sebanyak 61 kota mengalami inflasi pada Desember dan hanya lima kota yang tercatat menyumbang deflasi.

"Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 2,69%, inflasi terendah di Palembang dan Tangerang masing-masing 0,04%. Sedangkan deflasi tinggi terjadi di Padang Sidempuan 0,44%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul-nonaktif
Terkini