Dana Penawaran Umum Perdana PTPP Masih Sisa Rp200,26 Miliar

Bisnis.com,15 Jan 2014, 13:07 WIB
Penulis: Giras Pasopati
Proyek PT PP/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang pelat merah PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) hingga akhir tahun lalu masih menyimpan sisa dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sebesar Rp200,26 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (15/1/2014), Direktur Utama PT PP Bambang Tri Wibowo menjelaskan perseroan mampu meraup hasil bersih hingga Rp566,06 miliar, dari IPO perseroan yang dilakukan pada akhir Januari 2010.

Adapun dana IPO yang telah digunakan perusahaan konstruksi pelat merah itu hingga penghujung 2013 mencapai Rp365,81 miliar. Dana tersebut digunakan untuk melakukan penyertaan saham pada perusahaan gabungan (joint venture/JV) pembangunan proyek pembangkit listrik senilai Rp65,79 miliar.

Padahal, berdasarkan prospektus, dana hasil IPO dialokasikan sebesar 47% atau setara Rp266,05 miliar untuk melakukan penyertaan saham pada perusahaan gabungan pembangunan proyek pembangkit listrik.

Lebih lanjut, berdasarkan prospektus,  sekitar 12% atau Rp67,93 miliar bakal dipakai untuk penyertaan saham pada anak perusahaan bidang usaha properti dan realty serta 41% atau sekitar Rp232,09 miliar untuk modal kerja. Jumlah tersebut direalisasikan sesuai prospektus.

Dengan demikian, sisa dana IPO tersebut berasal dari alokasi penyertaan saham pada perusahaaan patungan pembangunan proyek pembangkit listrik. Saat ini, sisa dana itu ditempatkan dalam bentuk deposito di sejumlah bank.

Bank yang ditunjuk perseroan untuk menyimpan dana tersebut antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT DBS Bank Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP), PT Bank Permata Tbk. (BNLI), dan PT Bank DKI.

Sementara itu, dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I/2013 yang diterbitkan pada Februari 2013 dan nilainya sebesar Rp700 miliar dan sudah habis terserap.  

Dana hasil PUB tersebut digunakan sebesar 40% atau Rp279,78 miliar untuk modal kerja konstruksi pembangunan gedung, pelabuhan, jembatan, infrstruktur dan lainnya.

Selain itu, untuk engineering, procurement and construction (EPC) serta pengembangan commercial center, apartemen di Surabaya dan residential project di Jakarta dengan porsi masing-masing 30% atau Rp209,84 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bambang Supriyanto
Terkini