Perubahan Demografi, Indonesia Harus Siapkan Pengelolaan Keuangan

Bisnis.com,15 Jan 2014, 19:27 WIB
Penulis: Tisyrin Naufalty Tsani
Warga Lanjut Usia/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dinilai harus menyiapkan sistem pengelolaan keuangan yang baik seiring dengan semakin bertambahnya penduduk usia tua.

Chairman Prudential Corporation Asia Donald P. Kanak mengatakan semakin banyak penduduk usia tua, maka perlu dipikirkan dukungan secara finansial yang memadai. Karena itu, Indonesia harus mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan demografi tersebut.

“Indonesia masih punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri,” katanya Rabu (15/1/2014).

Dia mengungkapkan di berbagai negara di dunia, jumlah penduduk usia tua semakin lama semakin bertambah dan jumlah penduduk yang tergolong usia produktif semakin berkurang. Hal tersebut juga akan terjadi di Indonesia ke depannya.

Donald mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia dalam menjalankan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Langkah tersebut akan membuat penduduk Indonesia termasuk yang berusia tua terlindungi dari segi kesehatannya.

Namun, lanjutnya, selain pemerintah, pihak swasta di Indonesia juga dinilainya harus gencar mendukung agar masyarakat lebih melek finansial. Partisipasi masyarakat Indonesia untuk kegiatan yang berkaitan dengan investasi menurutnya harus ditingkatkan.

Dengan begitu, dana masyarakat akan semakin banyak yang terkumpul untuk investasi melalui asuransi, reksadana maupun dana pensiun. Setelah itu, dana masyarakat yang diinvestasikan tersebut juga akan berguna untuk pembangunan negara ini.

Dia menggambarkan pihak swasta dapat mengelola dana masyarakat dengan menggunakannya untuk membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah. Artinya, hal tersebut akan turut mendukung berbagai program pembangunan yang digalakan pemerintah.

Sementara itu, Chief Executive Officer PT Prudential Life Assurance ( Prudential Indonesia) William Kuan mengatakan perusahaan mengalokasikan dana cukup besar untuk membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.

“Jumlah yang dialokasikan [untuk membeli obligasi pemerintah] sangat besar di Indonesia,” katanya.

Selain itu, menurutnya, pihaknya juga sangat mendukung program pemerintah seperti BPJS Kesehatan dan tertarik melakukan kerja sama. Pihaknya saat ini masih mempelajari tentang BPJS Kesehatan.

Kehadiran BPJS Kesehatan dinilainya dapat mendongkrak penetrasi asuransi di Indonesia yang masih rendah. Peluang perusahaan asuransi swasta juga lebih terbuka dengan adanya BPJS Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bambang Supriyanto
Terkini