Bisnis.com, JAKARTA--Bank Mandiri Tbk (BMRT) menggencarkan eskpansi tahun ini. Setelah mengakuisisi PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Inhealth) kali ini bank pelat merah itu mengarahkan radarnya ke perusahaan multifinance dan bank.
"Kami selalu membuka diri karena selama krisis peluang cukup bagus, murah [untuk akuisisi]," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Minggu (19/1/2014).
Dia mengaku saat ini Bank Mandiri tengah membidik perusahaan multifinance dan bank. Menurutnya Bank Mandiri sudah tidak berminat lagi mengakuisisi perusahaan asuransi pasca mencaplok Inhealth pada Desember 2013 lalu.
Dia menyebutkan akuisisi Inhealth belum dilakukan secara formal. Pihaknya masih menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Inheath dan Bank Mandiri yang diperkirakan akan digelar akhir Februari 2014. Transaksi legal atas akuisisi itu, katanya, juga masih harus menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurutnya akuisi Inhealth dilakukan karena perusahaan tersebut memiliki produk unik yakni asuransi kesehatan khusus. "Kami sudah punya asuransi jiwa dan umum. Asuransi kesehatan itu komitmennya jangka pendek jadi setiap tahun ada kontrak."
Dia menyebutkan akuisisi Inhealth dilakukan cukup cepat karena kesempatan baru terbukan pada Oktober 2013. Dia menilai akuisisi perusahaan asuransi maupun multifinance dilakukan lantaran return on equity yang lebih tinggi. "Yield lebih tinggi, return on equity Mandiri juga lebih tinggi dari bank lain, investor akan melihat positif."
Total duit yang digelontorkan untuk mengakuisisi Inhealth diperkirakan mencapai Rp1 triliun lebih. Bank Mandiri nantinya akan memiliki 80% saham Inhealth. Sisa saham masing-masing 10% dimiliki oleh Kimia Farma dan Jasindo.
Bank Mandiri saat ini memiliki sejumlah anak usaha antara lain Bank Mandiri Europe Limited London (BMEL) , Mandiri International Remittance (MIR), Bank Syariah Mandiri , Mandiri Sekuritas , Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) , Mandiri Tunas Finance , AXA Mandiri Financial Services , Mandiri Investasi dan Mandiri AXA General Insurance.
Pada 30 Desember lalu Bank Mandiri juga telah menandatangani akta Pemasukan Dalam Perseroan Terbatas atas penambahan penyertaan modal kepada PT Bank Syariah Mandiri (BSM) melalui mekanisme Inbreng dengan total Rp30,7 miliar atau setara dengan 6 juta lembar saham lebih.
Dalam keterbukaan informasinya di Bursa Efek Indonesia, Senin (20/1/2014) diketahui Bank Mandiri mengalihkan aset berupa tanah dan bangunan di Jl S Parman No.15 Bengkulu, tanah dan bangunan di Jl Jenderal Sudirman No. 42 Yogyakarta dan tanah kosong d Jl Otto Iskandardinata, Tasikmalaya kepada BSM. Hal itu dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan BSM.
Setelah transaksi tersebut kepemilikan Bank Mandiri pada BSM menjadi 297 juta lembar saham lebih dengan nilai nominal mencapai Rp1,4 triliun.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan upaya akuisisi yang dilakukan Bank Mandiri mendapat respons positif dari para investor pasar modal. Begitu pula dengan akuisisi Inhealth yang kabarnya mencuat sejak Oktober 2013 lalu.
"Tapi investor juga masih melihat dulu kinerja Inhealth bagaimana, karena perusahaan ini relatif tidak terkenal seperti perusahaan asuransi besar lainnya," ujarnya saat dihubungi, Senin (20/1/2014).
Menurutnya upaya Bank Mandiri untuk melebarkan sayap ke bisnis lain adalah strategi yang bagus di jangka panjang. Apalagi posisi Bank Mandiri di bisnis perbankan sudah cukup kuat. "Aset mereka sudah besar, ada baiknya ke sektor lain. Yang paling dekat mungkin asuransi tapi bisa juga ke pembiayaan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel