Bisnis.com, MEDAN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akhirnya memulangkan pengungsi dari 16 desa korban erupsi Gunung Sinabung pada Jumat (31/1/2014) pukul 14.00.
Pengungsi tersebut berasal dari 16 desa di luar radius 5 km, yang terdiri dari 4.639 KK dan total 13.828 jiwa. Pemulangan dilakukan atas rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Adapun, pengungsi dari 16 desa yang diperbolehkan pulang yakni Kecamatan Payung yang terdiri dari Desa Cimbang, Ujung Payung, Payung, Rimo Kayu, dan Batu Karang. Kecamatan Simpang Empat yakni Desa Jeyara, Pintu Besi, dan Tiga Pancur. Kecamatan Namanteran yakni Desa Naman, Kuta Mbelin, Kabayaken, Gung Pinto, dan Sukandebi. Kecamatan Tiganderket yakni Desa Tigandderket, Kuta Mbaru, dan Tanjung Merawa.
Desa lainnya yakni Desa Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi, Desa Berastepu, Dusun Sibintun, Gamber, Kuta Tengah, Dusun Lau Kawar, Desa Bekerah, Simacem, Kutarayat, Sigaranggarang, Kutatonggal, Sukanalu, Kutagugung, Desa Mardinding, Temberun, Perbaji belum boleh pulang.
BNPB mencatat, saat ini total pengungsi mencapai 30.117 jiwa atau 9.388 KK yang tersebar di 42 titik. Keseluruhan pengungsi berasal dari 32 desa.
Kepala BNPB Syamsul Maarif yang juga Komandan Stgasnas Penanganan Erupsi Sinabung menyebutkan bagi pengungsi yang pulang akan memberikan bantuan cash for work Rp50.000 per hari per KK selama 2 bulan. Selain itu, BNPB akan memberikan jaminan hidup Rp6.000 per orang per hari dan bantuan beras 400 gram per orang per hari.
"Setelah dipulangkan, mereka akan melakukan pembersihan dan perbaikan rumah, lingkungan, dan lahan perkebunan. Sementara itu, untuk yang belum boleh pulang akan kami ikutkan ke program padat karya," ujar Syamsul, Jumat (31/1/2014).
Sebelumnya, pada rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara pada Kamis (30/1/2014), setelah memulangkan 16 desa, langkah selanjutnya adalah adalah pemulangan pengungsi dari radius 3 km.
Kepala PVMBG Hendrasto menyampaikan erupsi yang disertai awan panas besar pada 11-16 Januari jumlahnya terus menurun hingga saat ini.
Namun, pertumbuhan kubah lava dan aliran lava terus terjadi ke arah Selatan dan Tenggara dengan jarak terjauh kurang lebih 1.500 km.
Adapun, gempa guguran masih mendominasi pergerakan yakni 400-450 kali per hari, sementara gempa hibrid rata-rata 150 kali per hari. Berdasarkan hasil pemantauan visual an instrumental, aktivitas Gunung Sinabung masih tetap Awas atau Level IV.
"Erupsi masih berpotensi terjadi dan ancamannya masih mencapai radius 5 km. Begitu juga potensi longsor di lereng utara atau Lau Kawar masih cukup tinggi," ujar Hendrasto.
Dia menekankan bagi masyarakat dan pengunjung agar tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius 5 km dari kawah Sinabung. Selain itu, munculnya potensi hujan yang menyebabkan aliran lahar juga harus diwaspadai warga yang bermukim dekat dengan sungai.
"Masyarakat harus tetap tenang. Jangan terpancing isu seputar Sinabung. Ikuti arahan Pemerintah Kabupaten Karo," ungkap Hendrasto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel