Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank Sinar Harapan Bali segera bersolek menjadi perbankan nasional dengan cakupan bisnis lebih luas seiring munculnya dua calon pemilik saham baru dengan porsi seimbang, yakni, PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Taspen (Persero).
Komisaris Utama PT Bank Sinar Harapan Bali Kuki Kadarisman menyampaikan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemilik utama akhirnya memutuskan membagi kepemilikan saham Bank Sinar kepada Pos Indonesia dan Taspen dengan persentase seimbang.
“Kami lakukan joint venture dengan mitra strategis PT Pos dan Taspen. Akhirnya diputuskan shareholder keduanya harus seimbang, Bank Mandiri inginnya tetap dominan mayoritas,”ujar pria yang juga menjabat Regional Manager Bank Mandiri Wilayah Bali dan Nusa Tenggara itu kepada Bisnis.
Sayangnya dia enggan menyebutkan persentase saham yang akan dialihkan kepada dua calon pemegang saham baru. Kuki berharap teknis perubahan kepemilikan saham bisa disepakati secepatnya. Saat ini, Bank Mandiri menggenggam 93% saham Bank Sinar, sisanya 7% dipegang pemilik lama.
Setelah ada kesepakatan, perseroan segera memperluas divisi bisnis. Dari semula hanya menyasar mikro dan ritel, kini bisnis model menyesuaikan dengan nasabah dari pemilik baru, yakni dana pensiun dan pos.
“Saat ini core kompetensi di mikro dan ritel. Ke depan bisnis modelnya akan disesuaikan dengan konsumen baru,” jelasnya.
Tak hanya divisi bisnis, perseroan juga akan memperluas cakupan wilayah dengan memanfaatkan cabang Pos Indonesia di seluruh Indonesia. Nantinya, Bank Sinar tidak hanya berada di Bali tetapi meluas secara nasional sesuai dengan lokasi cabang Pos Indonesia.
Untuk mendukung misi menjadi perusahaan nasional, Bank Sinar juga akan berganti nama dan logo yang menimbulkan kesan lebih universal, tidak menampilkan sisi kedaerahan.
Direktur Utama Bank Sinar I Wayan Sukarta menyampaikan kajian terkait perluasan arah bisnis perseroan sedang dilakukan oleh tim khusus di pusat. Hal itu sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham.
Saat ini, dia mengaku hanya bertugas menjaga kinerja perseroan tetap cantik dengan pondasi kuat di segmen pembiayaan mikro. “Arahnya pasti menjaga bank tetap tumbuh. Intinya akan baik selama proses kerja sama itu bagus untuk Bank Sinar dalam arti sebenarnya bukan hanya lipstik,” katanya.
Pada 2014, perseroan menargetkan aset tumbuh 11% dengan peningkatan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing di level 23,4% dan 17,5%. Dengan perkembangan tersebut, laba bersih diproyeksi bisa naik 11,34%.
Berdasarkan kinerja keuangan, aset Bank Sinar mengalami pertumbuhan sebesar 5,4% sepanjang 2013 menjadi Rp1,049 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp1,043 triliun. Adapun, laba bersih meningkat 15,2% menjadi Rp17,2 miliar dari Rp14 miliar. Hal itu seiring peningkatan porsi pembiayaan sebesar 15,5% dari Rp6,34 triliun menjadi Rp7,34 triliun.
Sayangnya, DPK cenderung datar dengan perolehan Rp8,38 triliun per Desember 2013. Menurut dia, perseroan mengalami tekanan persaingan karena tawaran bunga tinggi dari perbankan kelas raksasa pada 3 bulan terakhir. Alhasil, rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) membengkak menjadi 87,6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel