Harga Minyak, ICP Januari di Bawah Desember 2013

Bisnis.com,05 Feb 2014, 15:40 WIB
Penulis: Lili Sunardi
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA-Rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) Januari 2014 mencapai US$105,80 per barel, lebih rendah dibandingkan dengan harga pada Desember 2013 yang mencapai US$107,20 per barel.

Berdasarkan perhitungan tim harga minyak nasional, turunnya ICP pada Januari 2014 sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Produksi minyak Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) mengalami peningkatan 0,3 juta hingga 0,8 juta barel per hari.

“Peningkatan produksi minyak OPEC itu ditopang oleh meningkatnya produksi di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Iran,” kata tim harga minyak nasional melalui siaran persnya di Jakarta, Rabu (5/4/2014).

Penurunan ICP juga disebabkan produksi minyak di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 8 barel per hari. Jumlah tersebut merupakan produksi yang terbesar sejak 1988, akibat meningkatnya produksi shale oil.

Selain itu, melemahnya kegiatan nonmanufaktur dan pasar modal di AS, turunnya pertumbuhan ekonomi China, serta melemahnya nilai tukar sejumlah mata uang terhadap dolar AS juga ikut mengurangi permintaan minyak mentah.

Energi Information Agency (EIA) sendiri melaporkan peningkatan stok mingguan produk minyak di AS, dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya. Cadangan gasoline mencapai 14,7 juta barel, dan cadangan distillate fuel oil meningkat 2,1 juta barel.

Penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik juga disebabkan belum maksimalnya tingkat pengolahan kilang di China. Saat ini, minyak mentah yang diolah di China lebih rendah 0,25 juta barel per hari, karena melemahnya permintaan domestik dan pembatasan ekspor produk kilang oleh Pemerintah China.

Untuk harga Minas/SLC pada januari 2014 mencapai US$110,03 per barel, naik US$1,97 per barel dari harga pada Desember 2013 yang mencapai US$108,06 per barel.

Meningkatnya harga Minas/SLC disebabkan meningkatnya permintaan minyak jenis direct burning dari Jepang. Tokyo Electric Power (Tepco) melaporkan peningkatan impor minyak hingga 0,6 juta barel untuk keperluan pembangkit listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini