BANJIR JAKARTA: Ribuan Toko di Glodok Merugi

Bisnis.com,06 Feb 2014, 08:18 WIB
Penulis: Hedwi Prihatmoko
Banjir hambat aktivitas bisnis warga. / Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta mencatat ribuan toko di kawasan niaga Glodok terpaksa tutup akibat banjir yang melanda kawasan tersebut.

Wakil Ketua Umum Kadin DKI Sarman Simanjorang mengungkapkan hal ini cukup mengejutkan karena hingga akhir Januari lalu, sepanjang Hayam Wuruk, Pinangsia sampai Glodok tidak terkena banjir. Namun kenyataannya, kemarin daerah-daerah tersebut tergenang banjir sampai setinggi 50 cm.

“Dampaknya, pusat perbelanjaan yang ada di sekitar glodok seperti HWI Lindetes, Glodok Jaya, Harco, LTC, dan Glodok City hampir semuanya tidak buka,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (6/2/2014).

Kadin DKI mencatatkan kurang lebih 75% dari sekitar 3.000 toko di kawasan tersebut tidak membuka usahanya pada Rabu kemarin. Dalam perhitungannya, jika rata-rata omzet sebesar Rp5 juta/hari, pedagang di kawasan Glodok diperkirakan mengalami kerugian omzet sekitar Rp12 miliar. Kerugian ini belum termasuk kerugian yang dialami pedagang di sepanjang  Jl. Hayam Wuruk.   

Sementara itu, banjir juga melanda pusat perbelanjaan Kelapa Gading dan Mangga Dua. Kedua pusat perbelanjaan itu tetap buka, hanya saja banyak toko-toko di dalamnya yang tutup.

“Penyebabnya karena para pekerja yang tidak bisa menembus banjir dan kemacetan yang panjang sejak paginya,” katanya.

Di lokasi lain, Kadin DKI juga mencermati banjir yang terjadi di kawasan industri, seperti Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Banjir setinggi 50 cm yang melanda kawasan ini ternyata tidak sampai masuk ke lokasi pabrik, namun tetap mengganggu operasional produksi.

Alasannya, banyak pekerja tidak bisa masuk akibat terhalang oleh banjir. Banjir di kawasan JIEP mulai surut sekitar pukul 12.00 dan aktivitas industri kembali berlangsung normal.

Sarman mengharapkan Pemprov DKI sesegera mungkin mengatasi bencana banjir dan menekan dampaknya sekecil mungkin. Pasalnya, banjir kali ini berisiko memicu perlambatan ekonomi DKI.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini