Likuiditas Obligasi dan Sukuk Ritel Terus Melonjak

Bisnis.com,08 Feb 2014, 21:00 WIB
Penulis: Maftuh Ihsan

Bisnis.com, JAKARTA – Berbeda dengan surat utang negara (SUN) konvensional yang nilai dan frekuensi transaksinya tergerus, likuiditas obligasi dan sukuk ritel sepanjang tahun lalu tetap meningkat walaupun pasar skunder secara umum tengah terkoreksi.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, sepanjang tahun lalu, total nilai transaksi SUN konvensional tercatat mencapai Rp1.877,7 triliun, atau turun 5,9% dibandingkan capaiaan pada 2012 senilai Rp1.995,8 triliun.

Begitu pula dengan frekuensi transaksi SUN konvensional yang pada 2013 tercatat sebanyak 121.561 kali, melorot 10,5% dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya yakni 135.806 kali.

Sementara itu, total nilai volume perdagangan obligasi ritel sepanjang tahun lalu meroket 34,4% dari Rp81,5 triliun dengan frekuensi sebanyak 16.277 kali pada 2012 menjadi Rp109,7 triliun dengan frekuensi 22.280 kali.

Sukuk ritel juga mencatatkan kenaikan likuiditas. Volume perdagangan sukuk syariah ini pada 2013 mencapai Rp105,3 triliun dengan frekuensi 18.277 kali, atau naik 35,6% dibandingkan tahun sebelumnya dengan volume Rp77,7 triliun dan frekuensi 15.596 kali.

Fakhrul Aufa, analis obligasi PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA), mengatakan di tengah kondisi pasar yang tidak menentu, investor akan lebih memilih untuk mengoleksi instrumen bertenor pendek seperti obligasi dan sukuk ritel.

“Hal ini sangat mungkin terjadi karena ekspektasi pelaku pasar bahwa Bank Indonesia masih akan menaikkan suku bunga acuan tahun ini,” ungkapnya, Sabtu (8/2/2014).

Kenaikan suku bunga, lanjutnya, akan mengakibatkan harga obligasi bertenor panjang akan terkoreksi lebih dalam dibandingkan obligasi bertenor pendek sehingga instrumen seperti sukuk dan obligasi ritel lebih banyak diburu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini