Isu Flu Burung Rugikan Peternak

Bisnis.com,11 Feb 2014, 14:02 WIB
Penulis: Adi Ginanjar Maulana
Flu burung menyerang ayam/seskab

Bisnis.com, BANDUNG--Kasus dugaan flu burung yang menyerang ternak ayam di beberapa wilayah di Jawa Barat belakangan ini mengakibatkan kerugian pada peternak.


Ketua Persatuan Pengusaha Unggas Indonesia (PPUI) Ashwin Pulungan mengatakan dugaan flu burung terjadi akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan itu, yang membuat hewan ternak tidak tahan kondisi cuaca.

Namun demikian, kerugian itu masih bisa ditekan di bawah 5% sehingga para peternak tidak mengalami kerugian yang cukup besar.

"Meski sedikit kasus dugaan flu burung ini cukup membuat peternak terguncang karena adanya oknum yang memanfaatkan kondisi untuk menjatuhkan harga ayam di pasaran," katanya kepada Bisnis Selasa (11/2).

Kasus flu burung ini banyak dimanfaatkan pedagang besar untuk menekan harga penjualan ayam sehingga terdampak merugikan bagi peternak.

Dia mengatakan pedagang beralasan jika ayam yang dibeli peternak khawatir terjangkit flu burung sehingga harga bisa jauh lebih rendah.

Padahal, katanya, masyarakat tetap membeli ayam seperti biasa yang memang sebagai konsumsi sehari-hari.

"Masyarakat tidak banyak yang mengeluh, mereka masih biasa-biasa membeli ayam. Justru momen ini banyak yang dimanfaatkan pedagang untuk membanting harga," ungkap Ashwin.

Dia menjelaskan harga ayam yang biasanya di kisaran Rp30.000 per kg jika terus dihembuskan isu flu burung bisa turun hingga Rp20-000-Rp25.000 per kilogram.

Pihaknya pernah mengusulkan ke beberapa peternak agar menjual ayam langsung ke masyarakat, namun hingga kini belum terealisasikan.

“Kalau pedagang mempolitisasi isu seperti flu burung ini berlebihan, lebih baik kami yang menjual ayam langsung di pasaran,” tegas Ashwin.

Ketua Persatuan Peternak Ayam Nasional (PPAN) Hery Dermawan mengatakan kematian ayam saat cuaca ekstrem belakangan ini masih dalam kategori normal di bawah 2% dan bukan akibat dugaan flu burung.

“Kami sudah mengantisipasi hal ini dengan penggunaan teknologi gas pemanas yang dipasang di kandang mereka. Hal ini dilakukan guna menghindari kematian ayam lebih banyak,” ujarnya.

Meski demikian, pihaknya tetap mengkhawatirkan jika cuaca ekstrem terus berlanjut yang berpotensi kematian ayam melonjak, karena antisipasi yang dilakukan terbatas pada biaya.

PPAN meminta pemerintah turun langsung ke lapangan dengan melakukan pengawasan serta distribusi multivitamin bagi hewan ternak.

Seperti diketahui, berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan) selama Januari 2014 diduga ada 39 kasus kematian unggas antara lain di Jawa Barat, Banten Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Barat, Lampung, dan Sulawesi Selatan.(k29)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini