Potensi Ikan Tuna Indonesia Terbesar di Dunia

Bisnis.com,17 Feb 2014, 09:05 WIB
Penulis: News Editor
Ikan yang ditangkap dari perairan Indonesia/JIBI

Bisnis.com, DENPASAR--Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan Indonesia merupakan negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia. Tercatat, total produksi tuna mencapai 613.575 ton per tahun dan nilai sebesar Rp6,3 triliun  per tahun.

Dengan didukung wilayah geografis yang mencakup dua samudera kunci untuk perikanan tuna yakni Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Indonesia menjadi negara penting bagi perikanan tuna global baik dari sisi sumberdaya, habitat dan juga perdagangan.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C. Sutardjo mengatakan, perikanan tuna saat ini menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, menurunnya produktivitas, ukuran yang cenderung mengecil serta daerah penangkapan ikan yang cenderung ke laut lepas.

Untuk itu, kebijakan KKP mengedepankan pembangunan perikanan yang berkelanjutan (sustainable fisheries development) terus ditingkatkan. Di antaranya, untuk potensi ikan tuna, KKP telah melakukan penelitian terhadap populasi tuna.

Penelitian ini meliputi reproduksi, genetik tuna, suhu dan kedalaman renang tuna hingga waktu makan ikan tuna. Termasuk observer terhadap perlakuan saat pendaratan ikan di pelabuhan maupun diatas kapal penangkap Tuna.

"Penelitian yang dilakukan Loka Penelitian Perikanan Tuna Benoa ini adalah bukti komitmen KKP untuk menjaga keberlangsungan sumberdaya tuna di Samudra Indonesia yang terancam populasinya serta untuk memenuhi tingginya permintaan tuna di pasar dunia," kata Sharif seperti dikutip Antara, Senin (17/2/2014).

Sharif menegaskan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia status tingkat ekploitasi tuna jenis Albakor, madidihang, matabesar dan tuna sirip biru selatan sudah sangat mengkhawatirkan dengan status terekploitasi penuh (fully exploited) hingga terekploitasi berlebih (over-exploited) dan hanya tuna jenis cakalang yang masih dalam status terekploitasi sedang (moderate).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini